Ragam  

Kisah Pilu Buruh Migran Indonesia Di Malaysia Pasca Perpanjangan Kawalan

Buruh migran Indonesia saat mengisi waktu pasca perpanjangan kawalan.

Kuala Lumpur, (regamedianews.com) – Pemerintah Malaysia kembali memperpanjang status lockdown hingga tanggal 28 April 2020.

Hal itu disampaikan oleh perdana menteri Malaysia Muhyiddin Yasin pada Jumat (10/4/20), melalui siaran langsung konferensi persnya.

Perpanjangan masa Movement Order Control (Perintah Kawalan Pergerakan) atau MOC tersebut menurutnya adalah berdasarkan pertimbangan benyak pihak, seperti Menteri Kesehatan dan para dokter ahli.

“Berdasarkan nasihat daripada Kementerian Kesehatan Malaysia dan pakar-pakar kedokteran, pemerintah hari ini memutuskan melanjutkan pelaksanaan MOC untuk tempo dua minggu lagi, yaitu dari pada 15 April sampai 28 April 2020,” ujarnya.

Perpanjangan tersebut adalah sebagai wujud melawan epidemi Covid-19 yang saat ini terjadi di Malaysia.

Tak cukup sampai disitu, pemerintah Malaysia juga resmi melarang kebazar ramadhan yang seperti biasanya jika menjelang ngabuburit para warga mencari makanan untuk berbuka puasa dan taraweh.

“Bulan Ramadan yang akan menjelang tiba kita tak boleh lagi ke bazaar ramadan untuk membeli makanan buka puasa seperti sedia kala. Kita tidak boleh ke masjid untuk bertarawih. Jadi kita tarawih di rumah bersama keluarga saja,” imbuh PM Yassin.

Sementara menanggapi hal tersebut banyak buruh migran terutama asal Madura yang terlihat lesu, karena tidak bekerja yang otomatis akan mengurangi pendapatan hingga 14 hari kedepan.

“Iya mas, kita gak kerja, dan otomatis harus berdiam diri, tapi mau gimana lagi ini sudah aturan yang harus kita ikuti,” ujar Misnawi.

Misnawi menceritakan, selama lockdown diberlakukan dirinya hanya pasrah dan berharap bantuan pemerintah, karena semuanya serba dibatasi.

“Membeli makanpun hanya boleh satu orang yang keluar, gak boleh makan ditempat, kalau ketemu di tindak,” imbuhnya.

Misnawi berharap semoga pandemi ini segera berakhir, agar dirinya bisa lagi bekerja dan berkirim hasil kerjanya kepada keluarga yang saat ini menanti dirumahnya.

Dampak pandemi inipun tak cuma dirasakan oleh para pekerja migran, namun para pemborong dinegeri Jiran.

Merekapun mendapatkan dampak yang sangat dirasakan, seperti yang diceritakan SP pengusaha asal Madura yang biasanya menjadi pemborong dinegeri Jiran.

SP yang memiliki banyak tenaga kerja di proyek yang dia miliki saat ini harus beristirahat total akibat pandemi Covid-19 yang melanda negeri itu.

“Kita istirahatlah, situasi sudah seperti ini,” tuturnya.

Tidak hanya sampai disitu, SP pun saat ini semakin bingung saat para pekerja yang ikut dirinya saat ini harus ditanggung, terutama saat memenuhi kebutuhan baik makan maupun pinjaman uang untuk modal selama lockdown diberlakukan.

“Kita juga bingung, untuk memenuhi kebutuhan mereka yang meminta bantuan baik kebutuhan hidup dan persiapan selama lockdown,” imbuhnya.

Ditempat terpisah Menlu Retno Marsudi Mengatakan ada lebih dari dua juta WNI yang kini berada di Malaysia dan terdampak lockdown alias Movement Control Order.

Terkait WNI yang butuh bantuan, pemerintah Indonesia dan organisasi setempat berinisiatif membagikan sembako.

“Untuk membantu WNI yang paling terdampak selama masa berlakunya MCO, Perwakilan RI dan bekerjasama dengan organisasi masyarakat Indonesia di Malaysia telah membantu dan membagikan sembako,”ungkapnya dalam teleconference Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Kamis (9/4/20) kemarin.

Menlu berkata ada sekitar 50 ribu paket sembako yang dibagikan. Jumlah itu adalah gabungan dari bantuan pemerintah dan organisasi.

Dirinya juga berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah ikut andil dalam memberikan bantuan kepada para WNI yang saat ini terdampak Covid-19 disana. (rud)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *