Sampang, (regamedianews.com) – Kunjungan Gubernur Jawa Timur Soekarwo di wilayah tugas Puskesmas Jrangoan Kecamatan Omben Kabupaten Sampang tepatnya di Pondok Pesantren Al-Ihsan, Sabtu (19/08/2017), untuk melakukan peninjauan dan sosialisasi Imunisasi Measles Rubella (MR) nampaknya mendapat respon positif dari masyarakat. Pasalnya, sebelum terlaksana imunisasi telah beredar kabar negatif, namun hal itu ditepis bahwa kabar tersebut tidak benar, melainkan bentuk imunisai yang dimaksud adalah suatu hal yang baik bagi kesehatan masyarakat.
Seperti yang diungkapkan Kepala UPT Puskesmas Jrangoan Kecamatan Omben Kabupaten Sampang, Zahruddin, Pihaknya mengucapkan terima kasih atas kunjungan Gubernur Jawa Timur Soekarwo, bahwasanya isu yang tidak menyenangkan selama ini terjadi terkait penolakan terhadap pelaksanaan Imunisasi Measles Rubella (MR) itu tidak benar, bahkan dengan adanya peninjauan langsung oleh Gubernur Jatim sebagai bukti bahwa pihaknya menunjukakkan stitmen masyarakat khususnya di Desa Jrangoan Kec. Omben dan sekitarnya itu tidak ada penolakan dengan adanya Imunisasi MR.
“Sebelumnya memang ada isu tidak menyenangkan dimasyarakat, bahwa ada segelintir seseorang atau golongan tertentu yang tidak mau terhadap diadakanya imunisasi MR. Akan tetapi kami terus mengupayakan dan memberi masukan tentang pentingnya memelihara kesehatan kepada mereka. Bukan hanya itu saja, kami sudah melakukan pengecekan atau komunikasi secara langsung dengan masyarakat itu sendiri dan mereka menyatakan, bahwa mereka mau dan menerima putra atau putrinya untuk di imunisasi MR,” ungkapnya, Sabtu (19/08/2017).
Lebih lanjut Zahruddin mengungkapkan, mengenai kegiatan Kampanye Imunisasi MR di pusatkan di salah satu Pesantren ialah suatu program tertentu yang dimiliki Puskesmas Jrangoan. Dalam hal ini sebagai bentuk strategi untuk menepis adanya isu tidak benar yang selama ini beredar di masyarakat bawah tentang Imunisasi MR.
“Kami Sengaja melaksanakan sosialisasi di Pesantren, tepatnya di Pon-Pes Al Ihsan Jrangoan, dimana pesantren ini adalah pesantren yang sangat berpengaruh terhadap masyarakat. Jika pesantren ini menerima dengan adanya Imunisasi MR, tentunya secara tersendiri masyarakat juga akan menerima,” tandasnya.
Zahruddin menambahkan, selain itu pihaknya melakukan sosialisasi melalui pesantren, sekolah, posyandu dan pertemuan dengan masyakarat yang diundang oleh Kepala Desa (Kades) setempat.
“Sebelum melakukan sosialisasi, kami melakukan pemahaman kepada masyarakat terlebih dahulu, menjelaskan bahwa Imunisasi MR ini adalah suatu hal yang baik terhadap kesehatan anak. Kami menghimbau semua masyarakat harus terimunisasi,” imbuhnya.
Dilain sisi ia juga menjelaskan, mengenai pelaksanaan imunisasi MR, dijadwalkan selama 60 hari yakni sejak 1 Agustus hingga 30 September 2017, tapi sebelumnya sudah ada intrusksi dari Kepala Dinas Kesehatan, agar pelaksaan imunisasi ditargetkan selesai salama 30 hari. Hal ini bukan menjadi tekanan melainkan sebuah kebijakan.
“Berharap kepada masyarakat khususnya yang ada di Desa Jrangoan, bisa berdaya terhadap kesehatan dalam artian mempunyai kemampuan serta kemauan untuk memelihara kesehatannya sendiri, tanpa ada dorongan atau paksaan dari petugas kesehatan,” harapnya. (har)