Daerah  

Kisah Pilu Keluarga Miskin di Pandiyangan Sampang Tinggal Dirumah Tak Layak Huni

Wakil Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Sampang (Alan Kaisan) saat menyambangi Misduli warga yang tinggal dirumah tak layak huni.

Sampang || Rega Media News

Kisah pilu warga miskin bernama Misduli (55) yang tinggal di sebuah rumah tak layak huni di Dusun Komereh Laok, Desa Pandiyangan, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang, saat ini sangat membutuhkan uluran tangan pemerintah maupun dermawan.

Misduli seorang buruh tani ini hidup sudah puluhan tahun dirumah tersebut bersama istrinya bernama Hayatun (50), dan dua orang anaknya yakni, Rizal (5) serta Rofi’ah (2).

Kondisi rumah Misduli ini sungguh memprihatinkan, atapnya sudah banyak yang bocor, bagian dinding rumah pun yang terbuat dari anyaman bambu di makan rayap dan berlantai tanah.

“Kami berusaha bekerja sebagai buruh tani, membantu warga hasil panen dan upahnya bisa di pake untuk kebutuhan hidup dan tidak cukup untuk memperbaiki rumah,” ujar Marduli. Selasa (29/12/2020).

Lebih lanjut, Marduli mengatakan, pihaknya sudah puluhan tahun menempati rumah rusak tersebut. Namun, hingga kini tidak pernah mendapat bantuan bedah rumah dan bantuan lainnya.

”Belum pernah ada bantuan sama sekali, saya berharap agar pemerintah bisa membantu kami, karena penghasilan pun tidak cukup ditengah kesulitan ini. Selain itu, bisa memberi bantuan bedah rumah agar lebih layak untuk ditinggali,” pungkasnya.

Menanggapi kondisi Marduli tersebut, anggota DPRD Kabupaten Sampang Daerah Pemilihan III, Alan Kaisan mengaku sangat prihatin, karena memang seharusnya masyarakat miskin ini wajib dilindungi dan dibina oleh pemerintah.

“Sudah saya sampaikan kepada pemerintah tolong dana Bantuan Tidak Terduga (BTT) itu digunakan bukan hanya kepada bansos dan sebagainya. Tapi, juga ketika ada bencana dan orang miskin tinggal di rumah tidak layak huni,” ujarnya.

Alan menambahkan, sebagai bentuk responsif terhadap masalah sosial ini karena masyarakat bawah itu yang diharapkan adalah layak hidup bukan hanya sekedar diberikan sembako. Namun, juga perlu diberikan program berkelanjutan yakni, peningkatan kebutuhan ekonomi semacam mata pencaharian yang memang dimiliki secara tetap.

“Agar ekonomi masyarakat itu mandiri berikan ayam atau peternakan, juga pelatihan dan sebagainya bukan hanya di berikan sembako saja. Intinya, anggaran BTT itu digunakan kepada orang yang memang betul-betul membutuhkan bantuan sosial maupun bencana,” tambah pria yang saat ini duduk di Wakil Ketua Komisi II DPRD Sampang. (adi/har)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *