Bangkalan || Rega Media News
Kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Kabupaten Bangkalan, Madura, direncanakan di buka pada tanggal 6 September 2021 mendatang.
Hal itu disampaikan Bupati Bangkalan, R. Abdul Latif Amin Imron saat menggelar rapat persiapan pelaksanaan PTM di pendopo Agung setempat, Jumat, (27/08/21).
Menurut Ra Latif, Pemkab Bangkalan seyogyanya sudah merencanakan pada bulan depan ini. Hanya saja, meski kebijakan sudah dipersiapkan, kata Ra Latif pemerintah harus mensosialisasikan terlebih dahulu kepada wali murid.
“Ini harus disosialisasikan dulu terhadap wali murid dan tokoh setempat. Sehingga persyaratan, sistem dan apa saja yang harus disiapkan bisa diketahui betul,” kata Ra Latif kepada wartawan.
Ra Latif juga mengatakan, vaksin bukan syarat membuka PTM, akan tetapi vaksin hanya dwajibkan terhadap semua pegawai dan guru sekolah. Sementara siswa yang dibawah umur 12 tidak wajib divaksin.
“Tadi kita sudah mendengar bersama bahwa Menteri Pendidikan manyampaikan vaksin bukan menjadi syarat utama tapi memang bagi semua murid yang usia sudah 12 tahun keatas bisa divaksin. Sementara bagi guru dan pegawai sekolah diwajibkan vaksin,” ujarnya.
PTM tersebut menurut Ra Latif, sementara akan uji coba terlebih dahulu dari kapasitas ruangan yang biasanya penuh maka bakal diisi hanya 50 persen siswa.
Dengan catatan, PTM bisa dilakukan apabila sudah mendapat ijin dari wali murid. Namun, bila ada wali murid tidak mengijinkan PTM maka bisa dilaksanakan secara daring. Karena sebagian besar masyarakat menginginkan PTM segera dibuka.
“Dari pemerintah Bangkalan telah membuka kebijakan PTM diperbolehkan namun, kita lihat dari respon wali murid terdahulu. Karena sebagian masyarakat menginginkan PTM dibuka,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan setempat, Bambang Budi Mustika mengaku sudah mempersiapkan simulasi sistem PTM. Menurutnya, Dinas pendidikan sudah dua kali melakukan uji coba membuka PTM.
“Kebijakan daerah tentang PTM sudah dilakukan dua kali, keduanya berjalan dengan baik. Dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan ketat. Seperti selalu menggunakan masker, cuci tangan pakai sabun, menjaga jarak minimal satu meter dan tidak boleh melakukan kontak fisik guru dan siswa,” ujarnya.
Menurut Bambang, apabila kegiatan PTM tidak segera diberlakukan maka dampaknya sangat besar terhadap perkembangan siswa. Selain itu, siswa juga keterbatasan fasilitas selama menggelar belajar daring.
“Seperti kekurangan fasilitas sarana prasana, seperti internet, hp dan lain lainnya. Sementara Materi sulit dipahami oleh siswa. Karena Komunikasi dan koordinasi selalu terganggu karena harus membawa perangkat. Sehingga siswa dan guru berkeinginan untuk segera melakukan PTM,” pungkasnya.