Sampang, (regamedianews.com) – Terjadinya kemarau panjang di pulau Madura, nampaknya menjadi problem tersendiri bagi masyarakat, khususnya di wilayah Kabupaten Sampang. Pasalnya, hingga saat ini krisis air bersih di Kota Bahari semakin luas.
Tak hanya itu, krisis air bersih tersebut terjadi di pinggiran kota Sampang, tepatnya di Dusun Pelalangan, Desa Gunung Maddah, Kecamatan/Kabupaten Sampang. Terbukti banyak masyarakat setempat, berusaha mempunyai air dengan cara melakukan pengeboran sejara pribadi.
Baca juga Tersentuh, Relawan BCL Berikan Bantuan Air Bersih Ke Warga Setiamanah
Mahrus (34 th) salah satu warga setempat mengatakan, pengeboran tersebut dilakukan oleh sebagian warga Desa Gunung Maddah, itupun bagi orang yang mampu dan mempunyai dana lebih. Seperti diketahui bahwa biaya pengeboran hingga mencapai Rp. 17 juta.
“Seingat saya kekeringan itu terjadi sejak bulan April 2018 lalu, dalam hitungan beberapa bulan kami sudah merasa kekurangan air bersih, sekira dua bulan lalu sampai saat ini kami sangat kekurangan, sehingga terpaksa keluarga kami sepakat untuk melakukan pengeboran air bersih,” tandasnya.
Selain itu, lanjut Mahrus, itupun pembiayaannya meminta partisipasi sesama sanak family, pada intinya ketika nanti pengeborannya selesai, masyarakat dapat merasakan air bersih tersebut. Namun, pihaknya tetap berharap ada sentuhan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang.
“Kami berharap ada bantuan air bersih dari Pemkab Sampang melalui dinas terkait. Meski di desa kami termasuk pinggiran kota Sampang, bukan berarti berkecukupan air bersih, namun terbukti saat ini kami mengalami krisis air bersih,” ungkapnya.
Kendati demikian, lanjut Mahrus, pengeboran itu dilakukan untuk mencegah meluasnya krisis bersih dan tidak meluas mencapai satu desa. Menurutnya, di Desa Gunung Maddah sudah ada beberapa yang mengalami kering kritis.
Baca juga Kemarau Panjang, Warga Desa Rongdalem Berharap Bantuan Air Bersih Dari Pemkab Sampang
“Jangankan untuk bercocok tanam, buat kebutuhan sehari-hari saja kami sudah kekurangan. Terkadang buat masak dan minumpun kami dan warga yang lain harus membeli air dalam bentuk kemasan ke toko-toko terdekat,” imbuhnya. (adi/har)