Sampang,- Meski niatan audiensinya sempat tertunda, Gerakan Pemuda Kreatif (GPK) Desa Jrangoan, akhirnya mendatangi kantor PLN Rayon Sampang, Madura, Jawa Timur, Rabu (12/07/2023) siang.
Kedatangan pemuda mengatasnamakan perwakilan Pondok Pesantren Al-Ihsan Jrangoan dan warga setempat, untuk menagih janji pihak PLN untuk menormalkan kembali pasokan listrik di desanya.
Pasalnya, pada tahun 2020 lalu, pihak PLN Rayon Sampang sempat berjanji akan melakukan normalisasi voltase. Namun, sejauh ini janji tersebut nampaknya hanya terkesan omong kosong.
“Makanya, kami datang untuk menagih janji PLN. Kami ingin mempertanyakan kembali pernyataan PLN, saat silaturahmi ke Ponpes Al-Ihsan Jrangoan beberapa tahun lalu,” kata Ketua GPK Amrizal Fatoni.
Saat itu, kata Amrizal, pihak PLN sendiri yang memberikan pernyataan bahwa listrik di Desa Jrangoan tidak normal. Bahkan, pernyataan tersebut, muncul tanpa adanya permintaan dari masyarakat.
“Mereka (pihak PLN), berjanji akan segera memperbaikinya. Tapi nyatanya hingga sekarang tidak ada tindak lanjut apapun. Dengan terpaksa, selama ini warga menggunakan listrik tidak normal,” sesal Amrizal.
Karena tak kunjung terealisasi, ungkap Amrizal, pada tahun lalu pihaknya kembali mengajukan permohonan kepada PLN secara administratif, bahkan surat permohonan tersebut, ditandatangani Bupati Sampang.
“Selain itu, juga ditandatangani langsung oleh pengasuh Ponpes Al-Ihsan dan Kepala Desa Jrangoan. Namun, surat kami tidak digubris dan tidak ada tindakan apapun dari pihak PLN,” tegas ketua Forum Mahasiswa Sampang (Formasa).
Namun, tegas Amrizal, apabila hasil audiensi saat ini, tetap tidak ada tindakan atau respon baik dari pihak PLN Rayon Sampang, maka dengan terpaksa akan turun jalan bersama warga.
“Kami minta, PLN untuk segera turun ke lapangan, segera menyikapi dan melakukan perbaikan voltase listrik yang selama ini tidak normal di desa kami. Kalau hanya solusi tanpa realisasi, kami sudah kenyang dari dulu,” ketusnya.
Karena, akibat ketidak normalnya pasokan listrik tersebut, peralatan elektronik milik pesantren ataupun warga sekitar, banyak rusak. Bahkan, ketika ada kegiatan bersangkutan dengan pendidikan atau kegiatan warga, listrik semakin tidak normal, bahkan terkadang mati.
Terpisah, Manager PLN ULP Sampang Fahriza Arif Amirullah, saat dikonfirmasi awak media menjelaskan, jika usulan masyarakat Desa Jrangoan di tahun 2020 dan 2022 tersebut, sudah dalam tahap proses.
“Sudah di proses, semua keluhan masyarakat sudah ditindaklanjuti ke UP3. Namun, untuk proses penindakan itu berada di luar lingkup kami,” ujar Fahriza, dikutip dari salah satu media, Kamis (13/07).
Fahriza beralasan, untuk melayani pelanggan di daerah itu, membutuhkan jaringan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM), dan juga perlu ada penambahan travo distribusi dari 2.000 voltase ke 220.
“Untuk itu, kami belum bisa memastikan kapan semua itu akan terealisasi. Makanya, kami belum bisa memberikan janji apapun, karena semuanya masih berproses,” pungkas Fahriza.