Pamekasan (rmn.com) – (28/04) Sekretaris Dewan Kab. Pamekasan (Sekwan) punya prilaku yang tak patut ditauladani pasalnya, suatu hari salah satu kuli tinta sedang meliput adanya kegiatan di Gedung DPRD Pamekasan tanpa ada permasalahan dari lisan sekwan mengatakan “kamu hanya Wartawan ikut-ikutan”, hal ini masih ada pejabat yang kurang memahami Undang-undang no. 40 Tahun 1999 tentang Pers. Dan kata-kata tersebut sangat membuat perasaan seorang Wartawan yang ingin mengabdi kepada kepentingan Publik.
UU No. 40 Tahun 1999 tentang pers, Kemerdekaan Pers salah satu bentuk wujud kedaulatan rakyat, unsur penting menciptkan kehidupan bermasyarakat berbangsa bernegara yang demokratis serta hak mengeluarkan pikiran dan pendapat sesuai hati nurani dan hak memperoleh informasi serta harus menegakkan keadilan dan kebenaran dalam menjalankan jurnalis yang berimbang, disamping juga seorang jurnalis dituntut profesional dan proporsional dalam menjalankan memperoleh informasi, menyebarkan informasi, menggali informasi.
Sesuai peran dan kepentingannya serta berdasarkan kemerdekaan pers dan kode etik didalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, namun terkadang di tengah tengah praktek menjalankan tugas jurnalisnya, seorang pers sering dicaci maki, dihina di gunjingkan karna menurud pandangan mereka, dinilai dan sesuai fakta yang ada di lapngan sering kali muncul sumber & wacana bahwa sebagian wartawan diidentikkan preman intelektual, ironesnya lagi terkadang mendapat perlakuan kasar dari masyarakat padahal pekerjaan mereka merupakan bentuk dan wujud sebagai kontrol sosial yg telah diamanatkan oleh undang-undang.
Pasalnya menurut salah satu anggota wartawan 18 april menemui seorang anggota dewan pamekasan langsung di kantornya, kebetulan dewan yang dimaksud adalah bekas teman satu sekolah, hitungan menit sambil ngobrol dan memperkenalkan sebagai anggota media beserta koran yang dibawa, tiba- tiba ada ketokan pintu lantas kemudian sama Bp. dewan tersebut suruh masuk, setelah masuk ternyata bapak sekwan (Masrukin) lalu beliaunya bilang pada anggota dewan yang saya temui, “gak ikut rapat pak…? oh ya entar lagi pak, ini saya masih ada tamu dari media kebetulan teman saya dan lama gak ketemu, teman lama waktu sekolah dulu”, yaitu ILA.
Sontak sekwan mengatakan seperti orang tak berpendidikan ,” ila pak dari media oh… ila, wartawan apa itu ?, wartawan ikut-ikutan habis mengatakan sang sekwan langsung keluar ruangan menuju ruang audensi, namun menurut ila(red) waktu kejadian saya tetap menunjukkan sikap yang baik dan saya tahu dimana saya berada,kejadian itu menimpa saya tidak satu kali,akan tetapi dulu juga (red) pernah melakukan sikap yang kurang baik ,masak harus gitu seorang yang menyandang gelar lengkap harus bertindak yang bisa membuat orang tersinggung mestinya kelakuan itu dipunyai seorang premanisme.
Pada malam harinya saat itu juga salah satu Wartawan konfirmasi melalui Tilpon selulernya jawbnya Sekwan (Masrukin) “saya lupa entah mengatakan apa” serta minta maaf dan maksud saya hanya guyon saja “ kamu wartawan hanya ikut ikutan“ sekali lagi minta maaf. ( MatLazin).
New targeted plasma cell therapies have rapidly expanded the treatment option for patients with AL cardiac amyloid, improving outcomes for patients with earlier stage disease where to buy priligy in usa