Niat membantu, Naumi Lania Aktivis Perempuan dan Anak diduga Mendapat Perlakuan tak wajar

JAKARTA, Tindak kejahatan kepada kaum hawa terjadi lagi, kali ini justru korbannya aktifis Anak dan Perempuan, Naumi Lania.

Dari keterangan Naumi sapaan akrab Naumi Lania mengaku mendapatkan perlakuan tak senonoh dari dalam rumah istri temannya yang diduga salah satu petinggi Polisi yang beralamat di Jl. Komjen (Pol) M Yasin (d/h Jl. Akses UI) Kelapa Dua, Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok.

Menurutnya, sebelumnya ia mendapat telepon dari salah seorang istri pejabat Polisi, namun na’as yang terjadi sesampai dirumah oknum istri petinggi polri tersebut dirinya mendapatkan perlakuan yang tak terpuji dari seorang laki laki yang berbodi tegak mengusirnya dari dalam rumah.

“Awalnya saya di suruh duduk di garasi, gak lama kemudian pembantu rumah datang dan menyuruh saya masuk hingga sampai dapur, saat itu saya memang tak berpuasa karena saya datang bulan,” ujar Naumi. Selasa (20/06).

Selanjutnya menurut Naumi, karena dirinya merasa haus ia bertanya apa boleh minta kopi, lalu kopi pun dibuatkan.

“Kopi pun saya taruh di lantai karena di dapur saya duduk di lantai. Sambil menahan lapar, saya duduk santai sambil menikmati kopi dan tak ada siapa siapa karena mereka semua di lantai atas saya di pojok dapur,” tutur Kordinator Nasional Tim Reaksi Cepat Perlindungan Anak (Kornas TRC PA) ini.

Lanjut Naumi, Tak lama kemudian turun seseorang yang mengaku bernama Kiki dan langsung menghardiknya.

“Sambil menghardik saya, ia juga berkata siapa kamu, dari mana kamu, keluar….keluar…..keluar sambil mendorong dan menarik baju saya,” tutur Naumi, menirukan ucapan Kiki.

Menurutnya, sebelumnya, di pagi harinya ia mengaku mendapatkan telepon dari orang yang ia kenal sebagai isteri yang diduga petinggi polri dan minta di antar ke komnas HAM.

“Namun yang terjadi justru saya mendapatkan perlakuan tak terpuji dari orang yang mengaku bernama Kiki,” keluh Naumi dengan nada kecewa.

Tak hanya itu, ia juga mengaku sempat di tarik dan di dorong keluar dari rumah.

“Saya hanya di perkenankan untuk menunggu di teras rumah dan tak di ijinkan masuk,” jelas Naumi.

Ditambahkan Naumi, Tak lama kemudian, teman yang meminta bantuan dirinya menghubunginya melalui WhatsApp (WA).

“Tiba-tiba teman saya yang saya tunggu itu, WA (WhatsApp) saya dan bilang masih ada di Semarang, saat itu saya tambah bingung, awalnya minta antar kok tiba-tiba bilang masih ada di Semarang,” ujarnya.

Naumi juga mengatakan jika dirinya tidak akan pernah memaafkan orang yang melakukan hal tersebut (RD)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *