Diduga Lambat Penanganan, Pasien Laka Lantas Meninggal Dunia Di RSUD Sampang

Sampang, (regamedianews.com) – Dugaan terlambatnya penanganan RSUD Sampang terhadap pasien Ainurrofik (18 th) korban kecelakaan tunggal yang terjadi Jalan Raya Lenteng Desa Moktasareh, Kecamatan Kedungdung, Sampang, patut di pertanyakan semua pihak, pasalnya pasien menghembuskan nafas terakhirnya di ruang IGD RSUD setempat.

Menurut informasi yang dihimpun regamedianews.com, Ainurrofik mengalami kecelakaan tunggal akibat jatuh dari kendaraan roda dua di Jalan Raya Lenteng Desa Moktesareh, Kecamatan Kedungdung sekira pukul 08:14 Wib, Kamis (13/07/2017), dengan kondisi kritis. Mendengar kejadian itu, spontan keluarga langsung melarikan korban ke RSUD Sampang dan tiba di RSUD sekira jam 09:24 WIB.

Usai tiba di RSUD, pemeriksaan kepada korban ditangani oleh dokter dan petugas di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) setempat.  Hasilnya, pihak dokter menyatakan korban mengalami gagar otak dan harus dirujuk ke rumah sakit di Surabaya, dengan alasan pihak rumah sakit tidak mampu menanganinya.

Kondisi korban semakin kritis, disebabkan lambatnya pemasangan alat pernafasan dan keberangkatan ke RS Surabaya. Pemasangan alat bantu pernafasan itu baru dipasang setelah petugas IGD menerima perintah dari direktur RSUD setempat hendak akan dirujuk. Namun usaha mereka sia-sia setelah diketahui jantung korban tidak lagi berfungsi, sehingga nyawa korban tidak terselamatkan.

Mengetahui korban semakin kritis, Kekesalan dan kekecewaan disampaikan oleh salah satu keluarga pasien, Alan Kaisan, dirinya menilai bahwa pelayanan di RSUD Sampang dinilai lambat, terbukti dengan keluarganya yang menjadi pasien harus meninggal di rumah sakit tersebut.

“RSUD ini tidak sepenuh hati, masih setengah-setengah dalam menolong sesama, keluarga pasien disuruh menunggu dan terus menunggu” ucapnya dengan nada kesal.

Orang tua korban sangat menyayangkan masalah penanganan di RSUD tersebut. Karena menurutnya jangka waktu 3 jam tersebut merupakan waktu yang lama untuk menangani pasien.

“korban sampai di sini sekitar pukul 09.24 Wib. Namun, kata salah satu petugas RSUD korban membutuhkan rujukan ke Surabaya dan akan dibantu dengan alat pernapasan” jelas Alan menirukan ucapan salah satu petugas RSUD Sampang.

Mendengar laporan masyarakat atas terlambatnya pelayanan pasien, Ketua Jatim Corruption Watch (JCW) Kabupaten Sampang, H. Moh. Tohir mengatakan, dirinya mengaku kecewa pada pihak RSUD sampang atas pelayanan yang diberikan pada pasien terkesan lambat hingga berakibat nyawa pasien tidak tertolong.

“Saya kecewa dengan pihak RSUD, lantaran keterlambatan penanganan pihak rumah sakit, pasien korban kecelakaan itu harus meninggal,” ujarnya.

Menurutnya, apakah pantas RSUD Sampang ini yang telah akreditasi pada bulan Desember Tahun 2016 masih banyaknya laporan tentang keluhan dugaan pembiaran pelayanan yang diberikan kepada pasien lebih-lebih pasien kurang mampu.

“Pelayanan seperti itu sudah bukan jamannya mengingat dan sudah diketahui orang banyak bahwa sudah berlabel akreditasi, jadi semestinya pelayanannya lebih ditingkatkan bukan dibiarkan,” tandasnya.

Sementara Kepala Humas RSUD Sampang, dr. Yuliono usai menemui dokter yang menangani pasien tersebut, pada regamedianews.com dirinya menepis terkait dugaan pembiaran pelayanan kapada pasien Ainurrofik yang sudah meninggal dunia. Pihaknya mengeklim bahwa pelayanan tersebut sudah sesuai prosedur tetapi cedera yang dialami pasien cukup serius.

“Kondisi pasien semakin lama semakin berat, terjadi pendarahan diotak, peningkatan tekanan darah di dalam otak dan terjadi pengrusakan pada pernafasan sehingga pasien meninggal dunia. Meninggalnya pasien disebabkan cedera dibagian kepala belakang, ada sedikit darah keluar dari hidung serta tingkat kesadarannya rendah,” terangnya. (adi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *