Pati, (regamedianews.com) – Ancaman Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi sebuah “Ghost” di kalangan masyarakat saat musim hujan tiba. Banyak lingkungan rumah sangat rentan sekali adanya penyakit ini. DBD telah menyerang jutaan orang dewasa serta anak-anak hingga membuat Indonesia sebagai negara kedua dengan kasus DBD tertinggi di dunia.
Melihat hal tersebut Puskesmas Margoyoso bersama Koramil Margoyoso, Pati, tidak bosan dan tidak kendor dalam pelaksanaan Kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan 3M Plus, Sabtu (23/02/2019). Berbagai pihak pun selalu berusaha untuk menekankan, pentingnya upaya pencegahan demi menghindari anak dan keluarga terkena DBD.
Meski DBD dianggap penyakit mematikan yang mudah untuk disembuhkan, tindakan preventif adalah fokus utama demi ‘menghapus’ DBD di Indonesia. Selama ini fogging juga dikenal sebagai salah satu cara untuk mencegah DBD. Tapi ternyata ada cara yang lebih baik dan tidak mencemarkan lingkungan, yaitu Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
Dalam sambutan kegiatan PSN di Desa Sekarjalak, Kecamatan Margoyoso Kepala Puskesmas 1 Supriyanto menyampaikan, pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya, yaitu nyamuk aides aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, baik secara lingkungan, biologis maupun secara kimiawi.
“Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan PSN, pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk. PSN ini pada dasarnya merupakan pemberantasan jentik atau mencegah agar nyamuk tidak berkembang tidak dapat berkembang biak”, terangnya.
Seperti, lanjut Supriyanto, menguras bak mandi dan tempat-tempat penampungan air sekurang-kurangnya seminggu sekali, menutup rapat tempat penampungan air seperti tempayan, drum, dan tempat air lain, dengan tujuan agar nyamuk tidak dapat bertelur pada tempat-tempat tersebut,mengganti air pada vas bunga dan tempat minum burung.
“Membersihkan pekarangan dan halaman rumah dari barang-barang bekas, terutama yang berpotensi menjadi tempat berkembangnya jentik-jentik nyamuk, seperti sampah kaleng, botol pecah, dan ember plastik,menutup lubang-lubang pada pohon, terutama pohon bambu dengan menggunakan tanah,membersihkan air yang tergenang di atap rumah, serta membersihkan salurannya kembali jika salurannya tersumbat oleh sampah-sampah dari daun”, jelasnya.
Lebih lanjut Supriyanto mengatakan, pengendalian secara biologis merupakan pengendalian perkembangan nyamuk dan jentiknya dengan menggunakan hewan atau tumbuhan, seperti memelihara ikan cupang pada kolam atau menambahkannya dengan bakteri Bt H-14. “Adapun secara kimiawi merupakan cara pengandalian serta pembasmian nyamuk serta jentiknya dengan menggunakan bahan-bahan kimia”, pungkasnya.
Sementara salah satu anggota Koramil 06/Margoyoso Serda Bari mengatakan, kegiatan PSN 3M Plus ini bersama seluruh element masyarakat di Desa Sekarjalak menjadi cara yang paling mudah dan efektif dalam mencegah penyakit DBD.
“3M plusnya dengan melakukan tindakan memelihara ikan pemakan jentik-jentik nyamuk, menur larvasida, menggunakan kelambu saat tidur, memasang kelabu, menyemprot dengan insektisida, menggunakan repellent, memasang obat nyamuk, memeriksa jentik nyamuk secara berkala, serta tindakan lain yang sesuai dengan kondisi setempat”, imbuh Serda Bari. (ipl)