Bangkalan, (regamedianews.com) – Tiga kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Trunojoyo Madura (UTM) menggelar pelatihan penulisan ilmiah guru SD yang dipimpin langsung Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Andika Adinada Siswoyo, S.Pd,M.Pd dan Mujtahidin, S.Pd,M.Pd, di Desa Janteh, Kwanyar, Bangkalan, Sabtu (20/7/2019).
Sebelumnya, kedua DPL tersebut merupakan DPL dari kelompok KKN 31, KKN 47 dan KKN 56 di Desa Janteh, Karang Entang dan Duwek Buter. Kegiatan pelatihan diikuti oleh guru-guru di SDN Janteh 1 dan SDN Janteh 2 yang berjumlah sekitar 13 orang.
Tujuan dilaksanakan kegiatan tersebut adalah memberikan bekal kepada guru-guru untuk kegiatan menulis Karya Tulis Ilmiah (KTI). Materi pertama yang dijelaskan oleh Andika, pelatihan mengenai bagaimana penulisan karya tulis ilmiah atau artikel yang baik dan benar.
“Hal ini dibutuhkan guru untuk dapat memulai menulis karya tulis ilmiah yang inovatif. Pembuatan Karya Tulis Ilmiah merupakan salah satu kewajiban yang diperlukan oleh guru, sebagai salah satu syarat dalam kenaikan pangkat”, ujar Andika.
Menurut Andika, penulisan karya tulis ilmiah dapat dilakukan dengan melihat suatu kejadian atau fenomena disekitar. Salah satu contoh adalah fenomena yang ada didalam kelas yang diajarkan oleh guru bersangkutan. “Idealnya, guru harus membuat karya tulis ilmiah, minimal satu buah setiap semester, agar cepat untuk naik pangkat (guru)”, pungkasnya.
Sementara Materi kedua dijelaskan oleh Mujtahidin adalah panduan penulisan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Action Research. Materi ini menjelaskan tentang Penelitian Tindakan Kelas, dimana hal ini merupakan langkah awal dalam menemukan suatu permasalahan didalam kelas.
“Sebelum dilakukan sebuah pembuatan karya ilmiah, dibutuhkan dibuatnya suatu PTK terlebih dahulu. Sebelum bapak-ibu (guru sd) membuat artikel, hal yang harus dilakukan pertama adalah membuat sebuah PTK”, jelas Mujtahidin.
Dalam pembuatan sebuah Penelitian Tindakan Kelas diperlukan suatu kesadaran atas masalah yang ada didalam kelas. Setelah menyadari atas adanya suatu masalah, guru harus melakukan refleksi atas keaadaan di dalam kelas.
“Dalam pembuatan PTK diperlukan suatu inovasi, jangan menggunakan judul-judul yang sudah ‘Jadul’. Walaupun dalam tingkatan nasional tidak dianggap sebagai inovasi, setidaknya harus menjadi inovasi di daerah”, ujar Mujtahidin.
Sekedar diketahui, kegiatan ini ditutup dengan foto bersama antara kedua pemateri dan semua dewan guru yang mengikuti kegiatan pelatihan ini. (sfn/tfk)