Sampang, (regamedianews.com) – Anggaran pengerjaan proyek revitalisasi Pasar Sentol, Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang sebesar Rp. 1,6 Miliar bersumber dari APBN 2019. Namun hingga saat ini, progres pengerjaan masih mencapai 25 persen aleas berjalan lamban.
Kabid Pengelolaan Pasar Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagprin) Kabupaten Sampang Sapta Nuris Ramlan mengatakan, progres pengerjaan ini berdasarkan laporan dari konsultan pengawas pada Minggu kemarin masih mencapai 25 persen. Sedangkan, awal kontrak pengerjaan dimuali sejak 19 Juli 2019.
“Setelah kami evaluasi itu memang ada keterlambatan pengerjaan. Tapi, kami usahakan selesai tepat waktu sesuai kontrak. Jika tidak selesai dalam masa kontrak dananya tidak akan dicairkan”, kata Sapta Nuris Rahman saat dikonfirmasi melalui jejaring selulernya, Kamis (31/10/2019).
Lebih lanjut Sapta Nuris Rahman mengatakan, keterlambatan proyek itu, disebabkan pada saat pembongkaran ada pelebaran dan peningkatan jalan provinsi. Hingga rekanan kesulitan memasukkan bahan dan alat berat. Dan proyek itu dikerjakan CV Makmur, Jl Imam Bonjol, Kecamatan Sampang dengan masa kontrak dimulai 19 Juli hingga 19 Desember 2019.
Selain itu pihaknya, berupaya mempercepat pengerjaan proyek tersebut. Salah satunya, dengan mengirimkan teguran tertulis kepada konsultan pengawas dan kontraktor.
“Mereka diminta untuk lebih maksimal mengerjakan proyek itu. Target dan grafis progres pengerjaan harus ada, jumlah tukang ditambah dan kerja lembur. Tujuannya, agar proyek berjalan maksimal dan bisa selesai tepat waktu. Minimal, target dan progres pengerjaan itu ada, karena waktu terus berjalan, kami tidak mau proyek itu molor”, katanya.
Sementara itu, Sukirno rekanan yang menggarap proyek tersebut mengklaim bahwa progres pengerjaan sudah signifikan. Penimbunan lahan dan pembangunan pondasi serta tiang sudah selesai.
“Progres pengerjaan paling besar dalam proyek itu adalah pemasangan baja. Sekarang bajanya sudah ada di lokasi dan tinggal dipasang”, klaimnya.
Sokirno menambahkan, keterlambatan pengerjaan juga disebabkan karena lahan yang ada sempit. Di lokasi juga ada urugan tanah sedalam 1,7 meter. Sehingga, tidak ada tempat untuk bahan material
“Kami akan menyelesaikan proyek itu sebelum masa kontrak pengerjaan habis. Setiap hari pengerjaan dikebut meski sampai sekarang belum ada pencarian dana”, pungkasnya. (adi/har)