Arsal Sahban: Bila Indonesia Tidak Ingin Pecah Belah, Rawatlah Kebhinekaan

- Jurnalis

Jumat, 20 Desember 2019 - 00:39 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Wakapolresta Bogor Kota (AKBP.  Muhammad Arsal Sahban) saat mengisi dialog kebangsaan di Universitas Pakuan dalam peningkatan wawasan kebhinekaan.

Wakapolresta Bogor Kota (AKBP. Muhammad Arsal Sahban) saat mengisi dialog kebangsaan di Universitas Pakuan dalam peningkatan wawasan kebhinekaan.

Bogor, (regamedianews.com) – Bertempat di Gedung Graha Pakuan Siliwangi Universitas Pakuan Bogor, Wakapolresta Bogor kota AKBP Muhammad Arsal Sahban mengisi Dialog Kebangsaan didepan 300 mahasiswa dan mahasiswi universitas Pakuan dalam peningkatan wawasan kebhinekaan.

Wakapolresta Bogor Kota AKBP M. Arsal Sahban menceritakan tentang hebatnya Indonesia memiliki semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”. Sebuah semboyan yang menyatukan bangsa Indonesia walaupun memiliki 1340 suku, 742 bahasa, 4 ras dan juga agama yang berbeda-beda.

Dalam pembekalannya AKBP Arsal juga menyinggung Uni Soviet, sebuah negara dengan kekuatan ekonomi, politik dan militer yang luar biasa. Bahkan, dulunya pernah menjadi salah satu pemegang hegemoni dunia bersama Amerika Serikat. Namun, negara super power tersebut saat ini hanyalah tinggal kenangan, karena negara tersebut pecah menjadi 15 negara-negara kecil.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Ada 2 faktor penyebab pecahnya sebuah negara, yaitu faktor Internal dan faktor Eksternal. Faktor internal tentang membangun kelas menengah. Bila negara didominasi kelas menengah, masyarakatnya akan lebih dewasa dalam memahami demokrasi”, kata mantan Kapolres Lumajang ini, Kamis (19/12/19).

Baca Juga :  Jaga Kenyamanan Masyarakat, Satpol PP Razia Gepeng di Seputaran Kota Sumenep

Sedangkan negara yang didominasi kelas bawah, lanjut Arsal, akan sangat rentan untuk munculnya konflik. Pecahnya sebuah negara biasanya diawali oleh konflik-konflik kecil yang kemudian berkembang menjadi besar.

“Dari Faktor Eksternal yaitu berkaitan dengan hubungan antar negara. Dunia saat ini dikuasai oleh kekuasaan barat yg disebut Monopolar. Sehingga bisa memaksakan paham-pahamnya di gunakan oleh negara lain dengan standar negara pemegang hegemoni dunia tersebut. Seperti standar demokrasi, maupun infiltrasi melalui budaya”, terangnya.

Pria yang juga merupakan alumnus S3 Unpad bandung jurusan hukum bisnis ini juga menyampaikan, potensi-potensi konflik yang dapat berakibat kepada disintegrasi bangsa terjadi hanya karena perbedaan pandangan, yang kemudian menyebabkan polarisasi dalam masyarakat.

“Masa-masa Pemilihan Pemilu serentak tahun 2019 sebelumnya bisa menjadi referensi, bagaimana potensi konflik yang sangat tinggi. Hoax telah menjadi santapan kita sehari-hari, bahkan hoax telah menjadi sebuah industri yang menguntungkan secara materi. Itulah sebabnya hoax terkapitalisasi sangat luar biasa”, ujar putra Makassar ini.

Baca Juga :  Ulama' Madura Surati Kepala Daerah, Sarankan Madura Diberlakukan 'Lockdown'

Menurutnya, masyarakat dengan tingkat literasi yang rendah, akan sangat mudah terpapar isu hoax, karena kemampuannya memahami isi sebuah narasi. Untuk itu perlu komunikasi dan dialog yang intensif kepada publik, agar terbiasa kritis terhadap sebuah isu.

“Posisi mahasiswa sangat dominan sebagai figure yang kritis dan mampu mengisi ruang-ruang publik melalui komunikasi di media sosial dan media-media mainstream lainnya. Bila masyarakat tersosialisasikan dengan baik tentang isu-isu sensitif, maka publik akan bisa merespon secara positif. Indonesia akan terus utuh bila semua komponen bangsa memiliki kesadaran dalam merawat kebhinekaan Indonesia”, pungkas Arsal.

Kegiatan Dialog Kebangsaan ini sendiri diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Pakuan dengan tema refleksi akhir tahun “Peran Mahasiswa Merawat Ke Bhinekaan Dalam Menjaga Keutuhan NKRI”. (red)

Berita Terkait

Hampir 100 Pengendara di Sampang ‘Kena Tilang’
Dongkrak Ekonomi Sampang Lewat Investasi
Narkoba Menghancurkan Generasi Penerus Bangsa
Pelajar Sampang Dicekoki Edukasi Tentang Narkoba
Warga Sampang Dapat Becak Listrik Dari Prabowo
Ops Patuh, Polres Bangkalan Incar Pelat Nomor Palsu
Catat !, Operasi Patuh di Sampang Dimulai
Rutan Sampang Siapkan Program Keagamaan

Berita Terkait

Rabu, 16 Juli 2025 - 18:21 WIB

Hampir 100 Pengendara di Sampang ‘Kena Tilang’

Rabu, 16 Juli 2025 - 10:28 WIB

Dongkrak Ekonomi Sampang Lewat Investasi

Selasa, 15 Juli 2025 - 22:46 WIB

Narkoba Menghancurkan Generasi Penerus Bangsa

Selasa, 15 Juli 2025 - 20:35 WIB

Pelajar Sampang Dicekoki Edukasi Tentang Narkoba

Senin, 14 Juli 2025 - 20:47 WIB

Warga Sampang Dapat Becak Listrik Dari Prabowo

Berita Terbaru

Caption: anggota Polantas Sampang, memberikan sanksi tilang kepada pengendara R4 yang melanggar peraturan berlalulintas, (dok. Satlantas Polres Sampang).

Daerah

Hampir 100 Pengendara di Sampang ‘Kena Tilang’

Rabu, 16 Jul 2025 - 18:21 WIB

Caption: sejumlah narapidana Lapas Pamekasan dikawal ketat petugas lapas dan polisi, saat hendak dimutasi ke Lapas lain, (dok. regamedianews).

Hukum&Kriminal

Melanggar, Napi Lapas Pamekasan Dimutasi

Rabu, 16 Jul 2025 - 12:18 WIB

Caption: Bupati Sampang H.Slamet Junaidi tanda tangani komitmen mendukung investasi inklusif dan berkelanjutan, (dok. Prokopim Pemkab Sampang).

Daerah

Dongkrak Ekonomi Sampang Lewat Investasi

Rabu, 16 Jul 2025 - 10:28 WIB

Caption: Muhamad Sulistiyo, sosialisasikan bahaya narkoba kepada siswa baru SMKN 3 Pamekasan yang mengikuti kegiatan MPLS.

Daerah

Narkoba Menghancurkan Generasi Penerus Bangsa

Selasa, 15 Jul 2025 - 22:46 WIB

Caption: berlangsungnya sosialisasi P4GN kepada pelajar SMAN 3 Sampang saat MPLS, (dok. regamedianews).

Daerah

Pelajar Sampang Dicekoki Edukasi Tentang Narkoba

Selasa, 15 Jul 2025 - 20:35 WIB