Daerah  

Mahasiswa Di Bangkalan Kembangkan Bilik Disinfektan Berbasis Teknologi

Mahasiswa UTM; bilik penyemprotan disinfektan berbasis teknologi nano dan atomatis.

Bangkalan, (regamedianews.com) – Tiga mahasiswa Program Studi Teknik Mekatronika Universitas Trunojoyo Madura berhasil mengembangkan bilik penyemprot desinfektan yang diberinama Totto Covid-19.

Alat penyemprot Disenfektan itu memang marak digunakan dalam situasi dimana pandemic Covid-19 sedang ada dimana-mana.

“Sesuai namanya bilik itu memang digunakan sebagai penyemprot cairan desinfektan bagi orang yang berada di keramaian untuk meminimalisir penyebaran virus corona,” kata Lukman Amirul Fatah salah satu mahasiswa yang mengembangkan Totto Covid-19, Selasa (31/3/2020).

Penggunaan desinfektan diyakini dapat mencegah penyebaran virus Covid-19 yang semakin meluas.

“Pengembangan Totto Covid-19 sendiri terletak pada system kendalinya agar bisa mudah digunakan dan gampang pengoperasiannya dan hasil yang maksimal. Teknologi yang dikembangkan menggunakan teknologi nano dan memiliki sistem kerja yang otomatis,” terangnya.

Hasil seprotan memiliki teknologi nano, dimana cairan yang disemprotkan sangat kecil dengan ukuran nano seperti mengembun sehingga nyaman di badan dan pakaian namun hasilnya merata dan maksimal.

“Itulah yang membedakan Totto Covid-19 dengan alat lainnya,” ujar Lukman Amirul.

Selain itu, menurut anggota tim lainnya Imam Syafii menyampaikan, Totto Covid-19 dilengkapi sensor ultrasonic untuk membaca keberadaan orang, jika sensor membaca ada orang, maka sistem bekerja otomatis menghidupkan pompa untuk menyemprotkan cairan disefektan.

Kelebihan lain dari Totto Covid-19, menurutnya adalah hemat daya listrik dan menggunakan program komputer dalam pemprosesannya.

“Motor memiliki tekanan yang tinggi dan nozle dengan lubang ukuran nano, sehingga menghasilkan semprotan dengan teknologi nano, semprotan yang ringan namun menyebar dengan baik memenuhi bilik hampir meyerupai embun,” tuturnya.

Sementara itu, Muhammad Latif selaku dosen pembimbing berharap kedepannya alat ini dapat terus dikembangkan dan penggunaannya jauh lebih merata dan berguna bagi masyarakat luas.

Langkah ini juga diharapkan dapat menjadikan mahasiswa untuk lebih peka dan responsif untuk mengimplementasikan ilmu dan skill yang dimiliki mahasiswa dalam menyelesaikan masalah yang ada.

Ketua program studi Teknik Mekatronika, Sri Wahyuni dihubungi melalui sambungan telpon mengatakan, ini merupakan bentuk kontribusi civitas akademik untuk menyelesaikan masalah yang ada.

Sri Wahyuni juga berpesan untuk penggunaan cairan harus dipilih yang aman bagi kulit manusia, karena beberapa cairann disifektan yang ada kurang baik jika langsung mengenai kulit. (mif/sfn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *