Daerah  

Inovasi Universitas Trunojoyo Madura Di Usia Ke 19 Tahun

Rektor Universitas Trunojoyo Madura Dr. Drs. Ec. H. Muh. Syarif, Msi. Foto: (Humas dan Kerjsama UTM)

Bangkalan || Rega Media News

Usia 19 tahun Universitas Trunojoyo Madura (UTM) telah berdiri tegak melahirkan ribuan mahasiswa akademisi yang siap bersaing dikancah nasional dan internasional.

Seiring perkembangan dunia akademik, Universitas Trunojoyo Madura dituntut memberikan terobosan inovatif dan tanggung jawab besar dalam memberi kontribusi pada kemajuan Indonesia, khususnya pada pembangunan Pulau Madura.

Tanggung jawab perguruan tinggi untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju. Membutuhkan Inovasi dalam melahirkan lulusan mahasiswa berbasis kompetensi dan inovasi instansi.

Rektor Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Dr. Drs. Ec. H. Muh. Syarif, M.Si., dalam rangka menyambut Dies Natalis ke XIX Universitas Trunojoyo Madura yang dipimpinnya.

Bertekad memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap Pulau Madura dan kemajuan Indonesia menjadi negara maju. Melalui inovasi kompetensi mahasiswa, kompetensi dosen dan kualitas instansi.

“UTM dituntut bekerja keras dan inovatif untuk peningkatan tiga komponen kompetensi. Yakni kompetensi mahasiswa, dosen dan instansi. Mengingat tantangan kedepan semakin kompleks, UTM harus memiliki terobosan dan inovasi yang lebih maju,” tuturnya, Minggu (5/7/20), saat ditemui regamedianews.com.

Sesuai arahan dari Presiden Joko Widodo, Perguruan Tinggi Negeri (PTN) kedepan dituntut memberikan terobosan serta kontribusi dan inovasi konkrit terhadap kemajuan Indonesia.

Sehingga menurut Syarif, strategi dan pengembangan di masa yang akan datang, Universitas Trunojoyo akan meningkatkan inovasi dengan perubahan besar.

“Salah satunya Fungsionalisasi Tenaga Pendidikan (Tendik), melalui kualifikasi peningkatan SDM baik bagi para dosen, instansi, serta lulusan mahasiswa dengan output kompetensi,” ujarnya.

Selanjutnya, inovasi anggaran berbasis Tridarma serta Restrukturisasi Organisasi Tata Kerja (OTK). Menurut Syarif, inovasi OTK itu lebih menekan terhadap efisiensi dan efektifitas.

“Misal sebagai koordinasi di Fakultas cukup satu Dekan dan langsung koordinasi ke Prodi dan jurusan. Sedangkan peran lainya lebih banyak di laboratorium,” tuturnya.

Kemudian Inovasi Penerima Non Pajak Penghasilan (PNBP). Menurut Syarif, Universitas Trunojoyo Madura sangat berpotensi menjadi laboratorium atau barometer pembangunan Madura.

“Misal pengembangan yang sudah kita lakukan melalui inovasi penelitian garam, jagung. Dari situ sudah jelas memberikan dampak signifikan. Sehingga jika bidang potensi yang ada di Madura ini dioptimalkan maka bisa memperkuat terhadap PNBP,” ungkapnya.

Sehingga UTM dari satuan kerja (satker) bisa menjadi Badan Layanan Umum (BLU) atau Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH).

“Nanti output dari inovasi PNBP ini bisa menjadikan UTM mampu berakselarasi dalam mewujudkan kemandirian dan kesejahteraan UTM,” tuturnya.

Inovasi selanjutnya, menurut pria kelahiran Sampang itu menyampaikan, perguruan tinggi harus berinovasi dalam pemberdayaan teknologi.

Ia mengatakan, teknologi adalah sebuh keniscayaan yang mampu menciptakan sumberdaya inovatif dan adaftif. Sehingga adaptasi pemberdayaan teknologi untuk universitas itu sangat penting.

“Dengan harapan ke depan kampus dapat berinovasi menjadi kampus yang bisa membawa perubahan, kemajuan, kemudahan, keamanan dengan inovasi pemberdayaan teknologi,” tutupnya. (sfn/sms/tfk)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *