Daerah  

Darurat Pelecehan Seksual, Ini Respon Bupati Bangkalan

Bupati Bangkalan (R Abdul Latif Amin Imron)

Bangkalan || Rega Media News

Setidaknya baru-baru ini terdapat 3 kasus asusila yang mencuat selama bulan Juni sampai bulan Juli 2020 di Kabupaten Bangkalan.

Pertama dari Kecamatan Kokop. Seorang ibu muda beranak satu di perkosa oleh 8 pemuda hingga akhirnya depresi dan bunuh diri.

Dari 8 pemuda itu sudah ditangkap dan ditetapkan tersangka. Kini para tersangka mendekam dalam dinginnya jeruji besi.

Kedua kasus terbaru kembali terungkap dari Kecamatan Modung. Kasus pemerkosaan menimpa seorang gadis mungil berumur 15 tahun digilir oleh 5 pemuda. Kejadian itu terjadi pada bulan puasa lalu, tepatnya sekitar pada bulan Mei 2020.

Dari lima pelaku pemerkosaan, satu pelaku diringkus Polisi dan sisa empat pelaku lainnya kini diburu polisi.

Ketiga kasus asusila kembali terungkap, seorang Kepala Sekolah Taman Kanak Kanak (TK) di Kecamatan Klampis diduga menjadi korban pelecahan seksual oleh oknum Kepala Sekolah SMP swasta.

Hal itu diketahui pasca korban berinisial N mengadukan pelaku inisial M ke Polsek Klampis, 25 Juni 2020 lalu. Aduan tersebut menjadi laporan polisi pada tanggal 13 Juli 2020 lalu.

Maraknya kasus tindak pidana asusila di Kabupaten Bangkalan menjadi atensi khusus pemerintah Bangkalan.

Bupati Bangkalan, R. Abdul Latif Amin Imron merespon wilayah Kota Dzikir dan sholawat marak terjadi tindakan asusila mengaku sudah melakukan langkah-langkah konkret.

Salah satu langkah konkret yang diklaim Bupati Bangkalan melakukan pendampingan terhadap Korban pemerkosaan.

“Terutama terhadap keluarga korban sudah dilakukan pendampingan oleh pemerintah Kabupaten Bangkalan,” ucap Ra Latif, usai Gelar Rapat Paripurna di DPRD Bangkalan, Selasa (21/7/20).

Langkah konkret selanjutnya, menurut Ra Latif, mengingat kasus asusila semakin marak terjadi. Maka pihaknya akan terus berkoordinasi dengan pihak kepolisian.

Terutama dalam pencegahan tindak pidana asusila, menurut Ra Latif harus ada edukasi dan kegiatan positif terhadap para pemuda-pemudi Bangkalan dan itu harus ada peran dari semua elemen masyarakat, seperti melibatkan organisasi maupun kegiatan sosial kemasyarakatan.

“Seperti ormas-ormas yang ada serta kepada tokoh masyarakat untuk memberikan edukasi dan mengarahakan pemuda-pemudi kita ini pada kegiatan-kegiatan yang positif,” ungkap Ra Latif.

Sehingga ketika ada kegiatan positif seperti keolahragaan maupun aktifitas kemasyarakatan. Maka langkah seperti ini bisa memacu pemuda untuk tidak bertindak yang aneh-aneh.

Pihaknya juga berharap kepada orang tua dari masing-masing pemuda dan kepada guru untuk terus membimbing, memberikan edukasi kepada anak didiknya dengan baik.

“Karena ilmu ini kalau tidak diimbangi dengan akhlak, maka tidak bermanfaat juga, sehingga kami harap pemuda-pemudi di Kabupaten Bangkalan bersikap baik, berakhlak baik dan tidak merugikan orang lain serta dirinya sendiri,” tutup Ra Latif. (sfn/sms)

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *