Sampang || Rega Media News
Mahriyah, salah satu pasien pemegang kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) asal Desa Bapelle, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang, Madura diduga ditolak saat mau menggunakan kartu itu di Rumah Sakit (RS) Swasta Nindhita di Jl Syamsul Arifin, Sampang.
Penolakan pasien itu dengan alasan tidak ada dokter penanggungjawab, akibatnya, pintu gerbang RS swasta tersebut disegel dengan berbagai macam poster oleh Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Sampang.
Salah satu anggota DKR Sampang, Abel Fahdi mengatakan, DKR mendampingi Ibu Mahriyah, warga Desa Bapellle mau melahirkan menggunakan kartu BPJS dibawa menuju ke RS swasta Nindhita. Namun, sesampainya di RS tersebut ditolak dengan alasan tidak ada dokter penanggungjawab.
“Kami menjelaskan dan memohon untuk menangani pasien itu sejak tadi siang. Namun tetap ditolak dan kami kecewa atas pelayanan RS tersebut. Sehingga para aktivis DKR Sampang menempelkan berbagai poster peringatan di pintu gerbang RS itu,” kata Abel, Minggu (11/10/2020) malam.
“Jika memang mempunyai kebijakan seperti itu, pihaknya meminta BPJS untuk mencabut kerjasama dengan RS tersebut,” harap Abel.
Sementara pihak RS swasta Nindhita Sampang, dr Turah mengatakan, pihaknya bukan menolak, berhubung pasiennya tidak bisa lahir normal harus operasi. Dan saya sendiri tidak ada di tempat ada keperluan keluarga sehingga saya titipkan ke dr Salman.
“Sedangkan dr Salman hanya menggantikan sementara yang mana dr Salman di Nindhita tidak terdaftar di BPJS, sehingga pasiennya dirujuk ke RSUD dr Mohammad Zyn Sampang karena kebetulan dr Salman sedang bertugas disana,” terangnya.
Lebih lanjut, Turah mengatakan, kalau dr Salman yang kerja di Nindhita tidak bisa terklaim BPJS. Kalau itu lahir normal meskipun saya tidak ada bisa bidan yang menolong persalinannya dan bisa pakai BPJS di Nindhita.
“Masa untuk operasi sesar masih menunggu saya, sedangkan saya di luar kota. Justru, kalau menuggu saya malah jadi menelantarkan pasien. kebetulan yang stanby di sampang dr. Salman,” pungkasnya. (adi/har)