Biaya Ambulance RSUD Syamrabu Mahal, Sepasang Suami Istri di Bangkalan Bawa Pulang Jenazah Bayinya Naik Motor

- Jurnalis

Jumat, 6 November 2020 - 20:13 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pemuda Madura Bersatu (PMB) saat melakukan aksi unjuk rasanya di depan pintu masuk kantor Pemkab Bangkalan.

Pemuda Madura Bersatu (PMB) saat melakukan aksi unjuk rasanya di depan pintu masuk kantor Pemkab Bangkalan.

Bangkalan || Rega Media News

Aksi unjuk rasa Pemuda Madura Bersatu (PMB) ke kantor DPRD dan kantor Pemerintah Kabupaten Bangkalan menguak sejumlah fakta bobroknya pelayanan buruk di RSUD Syamrabu Bangkalan.

Dihadapan Wakil Bupati, Sekretaris Daerah, Direktur RSUD Syamrabu, dan sejumlah pejabat lainya. Abdul Mannan warga Dusun Nyamburen, Desa Dabung, Kecamatan Geger menjelaskan pengalaman pahitnya saat merawat anaknya di RSUD Bangkalan.

Mannan menjelaskan, istri tercintanya melahirkan seorang bayi perempuan dan diberi nama Toyyibah. Selang berumur 32 hari, bayi mungil itu mengalami sakit dan harus dilarikan ke rumah sakit.

“Kami bawa ke Puskesmas Tongguh, Arosbaya pada 16 Oktober lalu, dan disana sempat dirawat hanya beberapa Jam,” katanya.

Karena kondisinya yang kritis, Mannan mengatakan, bayinya kemudian dirujuk ke RSUD Syarifah Ambami Rato Ebhu Bangkalan.

Sepasang suami istri ini mengaku tidak memiliki akses bantuan kesehatan apapun, sehingga secara mandiri harus membayar biaya pengobatan dan ambulance sebesar Rp 700 ribu di Puskesmas Tongguh.

Lebih lanjut Mannan bercerita, dengan diantar ambulance, dirinya bersama istri dan bayinya sampainya di ruang UGD Syarifah Ambami sekitar pukul 10.00 wib.

“Kemudian kami dimintai dokumen bantuan kesehatan, seperti BPJS dan KIS oleh petugas rumah sakit. Namun kami tidak bisa memberikan dokumen itu karena memang tidak punya,” terangnya.

Baca Juga :  Peringati HPN, Kapolres Tanjung Perak Gandeng Insan Pers Gelar Baksos

Ia mengaku meski dokumen yang diminta tidak ada, dirinya sempat memohon kepada petugas rumah sakit yang jaga agar diberikan perawatan yang maksimal demi menyelamatkan nyawa anaknya.

Menurutnya, petugas rumah sakit menyarankan terhadap dirinya untuk membeli alat bantu jantung seharga Rp 3,5 juta. Karena kondisi bayinya semakin parah.

“Demi menyelamatkan nyawa anak, kami menyanggupi permintaan itu, meskipun kami harus mencari pinjaman,” jelasnya.

Lebih lanjut Mannan mengatakan, setelah menyanggupi permintaan itu, anaknya kemudian mendapat perawatan dari petugas. Akan tetapi kondisi bayi itu tak kunjung ada perubahan membaik.

“Lalu sekitar pukul 17.00 wib, petugas memindahkan anak kami ke ruang ICU. Namun, sekitar pukul 23.00, bayi kami dinyatakan meninggal dunia,” ucapnya.

Mengetahui bayinya meninggal dunia, kedua orang tuanya pun menanyakan kepada pihak rumah sakit, apakah jenazah bayinya akan diantarkan dengan mobil ambulance? Dimana ambulancenya dan berapa ongkosnya dari RSUD ke Desa Dabung?.

Pihak rumah sakit pun menjawab, bahwa ambulance ada di bawah dan biayanya sebesar Rp 2,7 juta. Namun karena orang tua bayi itu tidak punya uang sebesar itu, mereka tidak menyanggupi biaya tersebut.

Kemudian, pihak rumah sakit menyarankan agar jenazah bayi itu dibawa menggunakan sepeda motor, setelah pihak RSUD menanyakan kepada bapak si bayi, apakah membawa sepeda motor atau tidak.

Baca Juga :  Antisipasi Corona, Pemkot Surabaya Liburkan Kegiatan Belajar Mengajar

Karena keluarga bayi itu memang benar-benar tidak mampu membayar, akhirnya mereka membawa pulang jenazah bayinya menggunakan sepeda motornya, setelah meminta surat jalan kepada pihak rumah sakit.

Sekitar pukul 12.00 wib (malam), mereka membawa pulang bayinya dan sampai di rumahnya sekitar pukul 02.00 wib dini hari. Sepanjang perjalanan pulang, ibu si bayi tak henti-hentinya menangis dengan apa yang dialaminya.

Dalam kondisi berkabung, tiba-tiba ada orang yang mengatasnamakan utusan RSUD mau memberikan sejumlah uang dengan tujuan permintaan maaf dan mengajak berdamai.

“Awalnya ditawari Rp 10 juta, kemudian 15 juta, 50 juta dan sampai angka 80 juta. Bahkan ditawarkan untuk membedah rumah. Tapi kami menolak, karena kami tidak mau menjual anak dan harga diri kami,” ungkapnya.

Mendengar cerita itu, Direktur RSUD Syamrabu Bangkalan Nunuk Kristiani mengaku akan segera melihat data pasien dan dokter yang menangani anak bayi tersebut, untuk kemudian dimintai klarifikasi terkait hal itu.

Dia juga membantah adanya utusan dari pihak RSUD untuk memberikan sejumlah uang kepada keluarga bayi itu pasca meninggalnya bayi tersebut.

“Tolong cari orangnya, kami tidak pernah mengutus siapapun untuk membujuk keluarga yang bersangkutan,” pungkasnya. (sfn/sms)

Berita Terkait

Aktivis Desak Kejari Gorut Usut Tuntas Kasus Bimtek BKAD
Angka Laka Lantas di Kabupaten Sumenep Menurun
Titik Produsen Rokok Ilegal Sampang Terendus!
Pemkab Sampang Musnahkan 36.000 Batang Rokok Ilegal
Demi Marwah WTP, Bupati Sampang Bongkar Skandal Pajak RSMZ
Kejari Sampang Didemo Massa GAIB
25 Napi Lapas Narkotika Pamekasan Hirup Udara Bebas
Kabar Gembira! Bupati Sampang Akan Hapus Tunggakan Pelanggan PDAM Rp13 Miliar

Berita Terkait

Rabu, 17 Desember 2025 - 23:23 WIB

Aktivis Desak Kejari Gorut Usut Tuntas Kasus Bimtek BKAD

Rabu, 17 Desember 2025 - 13:49 WIB

Angka Laka Lantas di Kabupaten Sumenep Menurun

Rabu, 17 Desember 2025 - 12:14 WIB

Titik Produsen Rokok Ilegal Sampang Terendus!

Rabu, 17 Desember 2025 - 11:10 WIB

Pemkab Sampang Musnahkan 36.000 Batang Rokok Ilegal

Selasa, 16 Desember 2025 - 12:32 WIB

Kejari Sampang Didemo Massa GAIB

Berita Terbaru

Caption: aktivis Barisan Pemuda Anti Korupsi, aksi demo tuntut Kejari Gorut usut tuntas dugaan korupsi kegiatan Bimtek BKAD, (dok. Yusrianto, Rega Media).

Daerah

Aktivis Desak Kejari Gorut Usut Tuntas Kasus Bimtek BKAD

Rabu, 17 Des 2025 - 23:23 WIB

Caption: ilustrasi penangkapan pelaku penyalahgunaan narkotika oleh Satresnarkoba, (dok. Harry, Rega Media).

Hukum&Kriminal

Pemuda Sampang Diduga Jadi ‘Tumbal Cepu’ Narkoba

Rabu, 17 Des 2025 - 19:38 WIB

Caption: Kasat Lantas Polres Sumenep AKP Ninit Titis Dewiyani, saat menerima penghargaan, (sumber foto: Sumenep.go.id).

Daerah

Angka Laka Lantas di Kabupaten Sumenep Menurun

Rabu, 17 Des 2025 - 13:49 WIB

Caption: didampingi pihak Bea Cukai Madura, Plt Kasatpol PP Sampang Suaidi Asyikin saat diwawancara awak media, (dok. Harry, Rega Media).

Daerah

Titik Produsen Rokok Ilegal Sampang Terendus!

Rabu, 17 Des 2025 - 12:14 WIB

Caption: Wakil Bupati Sampang bersama Plt Kepala Satpol PP, Bea Cukai Madura dan Kasat Reskrim Polres Sampang, membakar rokok ilegal, (dok. Harry, Rega Media).

Daerah

Pemkab Sampang Musnahkan 36.000 Batang Rokok Ilegal

Rabu, 17 Des 2025 - 11:10 WIB