Jember || Rega Media Mews
Disaat Covid-19 ini, para pengelola Destinasi wisata di Jember harus kreatif dan inovatif, pasalnya masa pandemi tidak dapat diprediksi kapan berakhirnya.
Akibat pandemi berkepanjangan ini, tidak hanya berdampak terhadap kesehatan dan perekonomian masyarakat, tetapi sejumlah tempat wisata juga mengalami kelesuhan, pasalnya Destinasi wisata tersebut tergantung dari kondisi suasana.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata Pemkab Jember Arif Cahyono mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember tidak punya kewenangan melarang para pelaku wisata untuk membuka atau menutup usahanya, yang bisa dilakukan adalah melakukan pembinaan.
Pasalnya, saat ini, katana, Dinas Pariwisata, tidak punya kewenangan melakukan pelarangan apa lagi menekan pelaku wisata, yang bisa dilakukan adalah menghimbau agar mereka membuat terobosan, domainnya sebatas melakukan pendataan dan pembinaan sekaligus membantu promosi.
“Mengenalkan tempat wisata ke masyarakat bahwa di wilayah sini ada tempat wisata. Itupun setelah kami mendapat tembusan surat ijin, karena sekarang Dinas Pariwisata tidak lagi mempunyai kewenangan mengeluarkan Ijin wisata, Perijinan di tangani dinas PTSP,” tandasnya
Diketahui, bahwa sejumlah tempat wisata di Kabupaten Jember yang terdata di Dinas Pariwisata yang Obyek Daya Tarik Wisata (OTDW) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) berjumlah 80 dan memiliki 55 hotel dengan kapasitas Kamar berjumlah sekitar 2000.
Pengelola Pariwisata di kecamatan Ambulu, Suto Wijaya (50) mengakui bahwa sejak pandemi, pengunjung di Teluk Love sepi. Yang bisa dilakukan, katanya, bagaimana dirinya dapat tetep bertahan mengelolaTeluk Love di masa Pandemi ini dengan berbagai upaya.
“Mulai dari melakukan pahaman kepada Mitra Kerjanya yang terlibat dalam pengelolaan, karyawan dan melakukan pengurangan karyawan di dua bulan terakhir, serta melakukan inovasi dengan menawarkan menu variatif, semua sudah kita lakukan,” ujarnya
Untuk menekan penyebaran covid-19, diterapkan protokol kesehatan dan menyiapkan segala persyaratan yang himbaukan Satuan Tugas (Satgas) Covid 19 mulai dari tempat cuci tangan menyediakan handsinitiser hingga mewajibkan pengunjungmenggunakan masker.
“Itu semua kami lakukan agar kami tetap bisa bertahan, namun semua itu hasilnya tidak Sinifikan pengaruhnya, karena tanpa dilarang pemerintahpun pengunjung takut untuk datang, memang masih ada pengunjung, tetapi jumlahnya sangat jauh dari yang diharapkan,” ungkapnya. (fahim)