Bangkalan || Rega Media News
Pemerintah Kabupaten Bangkalan melalui Dinas Pendidikan wacanakan boarding school atau sekolah berbasis asrama, pada siswa-siswi jenjang sekolah menengah pertama (SMP).
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Bangkalan, Bambang Budi Mustika, Rabu (29/12/2021) kemarin, usai melakukan MoU bersama Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA).
Menurut Bambang, uji coba penerapan boarding school akan dilaksanakan di SMPN 6 Bangkalan pada 2022 mendatang.
Ia menjelaskan, persiapan penerapan boarding school sudah cukup matang. Hanya saja ada beberapa fasilitas sekolah yang perlu diperbaiki serta mempersiapkan guru yang bakal mengajar.
Oleh sebab itu, guru pengajar pada program boarding school harus melalui uji kompetensi yang akan dites oleh para penguji dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA).
“Kami bekerjasama dengan UINSA, jadi tidak sembarang guru bisa mengajar, karena harus melalui uji kompetensi, harus guru pilihan,” ungkapnya.
Bambang menjelaskan, Siswa-siswi SMP diwajibkan mengikuti program boarding school, dengan tujuan membentuk karakter siswa serta untuk meningkatkan mutu pendidikan di Bangkalan.
Sedangkan mata pelajaran yang ditempuh para siswa tidak hanya ilmu pengetahuan umum, melainkan juga ilmu agama.
“Full 24 jam berada diasrama, sama seperti di pondok pesantren. Namun kita uji coba dulu satu atau dua kelas karena maksimal 64 siswa,” katanya.
Setelah melakukan uji coba disalah satu sekolah, Dinas Pendidikan berencana memperluas pelaksanaan boarding school di wilayah kawedanan di Bangkalan.
“Siswa-siswi tidak dibebankan biaya pada saat mengikuti boarding school, hanya saja siswa perlu mempersiapkan kebutuhan sehari-hari secara mandiri seperti pakaian dan makan.
“Makan siapkan sendiri, untuk tempat tidur tidak usah bayar kita fasilitasi secara gratis,” imbuhnya.
Untuk mencegah hal-hal negatif dilingkungan asrama, Dinas Pendidikan Bangkalan akan melakukan penjagaan dilingkungan asrama, serta akan memisahkan tempat asrama putra dan putri.
“Kami juga melakukan seleksi guru secara ketat untuk menghasilkan tenaga pendidik yang berintegritas tinggi. Semuanya pilihan, tidak sembarangan harus yang memiliki integritas,” pungkasnya.