Bangkalan || Rega Media News
Keberhasilan Universitas Trunojoyo Madura (UTM) menghasilkan riset dan inovasi garam unggulan, terus memberikan dampak manfaat terhadap penambak garam dan pengusaha garam dari pelbagai daerah di Indonesia.
Kali ini, Universitas Trunojoyo Madura mendapat kunjungan kerja (kunker) dari panitia khusus( Pansus) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Panitia khusus 1 DPRD Provinsi NTB itu melaksanakan kunjungan kerja studi komparatif ke Universitas Trunojoyo Madura dan kunjungan lapangan ke kelompok petambak garam Madura, Kamis (20/01/22).
Kunjungan kerja itu dalam rangka refrensi guna mendapat informasi dan masukan serta untuk memperkaya pembahasan rancangan peraturan daerah provinsi NTB tentang perlindungan dan pemberdayaan nelayan pembudidaya ikan dan petambak garam di daerah tersebut.
Ketua Pansus DPRD Provinsi NTB, H. Hasbullah Muis menjelaskan, tujuan studi komparatif ke UTM sebagai langkah kongkret keseriusan anggota DPR Provinsi NTB dalam memberi payung hukum bagi petambak garam.
“Kami sudah mendapat informasi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan bahwa satu satunya perguruan tinggi yang diberikan kewenangan khusus untuk pengembangan garam masyarakat yaitu Kampus Universitas Trunojoyo Madura,” katanya.
Menurutnya, menciptakan kualitas garam yang sesuai dengan kebutuhan konsumen masyarakat dan kebutuhan industri. Maka tepat sekali, UTM ini secara ilmu pengetahuan dan teknis persoalan garam bisa menjadi refrensi Kabupaten maupun provinsi untuk pengembangan garam.
“Sementara kami di NTB mengakui sumber daya alam luar biasa. Sebab, kami memiliki lahan produktif sekitar 2 ribu hektar. Dan lahan potensial kami sekitar 10 ribu hektar. Namun ribuan hektar itu tidak terkelola dengan baik,” terangnya.
Muis mengatakan, produksi garam di NTB masih dikelola secara manual sehingga belum mampu berkompetisi di daerah NTB sendiri. Apalagi memang kualitas garam di NTB masih dibawah standart. Sementara pangsa pasar di NTB sangat besar. Dalam sehari kebutuhan garam di NTB berkisar 50 ton perhari untuk pemenuhan secara lokal.
“Nah, ini yang menjadi pokok pikiran dari DPR mencoba melahirkan inisiatif khusus konsen pada persoalan garam ini. Dengan melakukan studi banding ke Universitas Trunojoyo Madura,” terangnya.
Memang setiap saat, menurutnya, setiap waktu garam di NTB menjadi persoalan bagi penambak garam. Karena sampai saat ini, masih belum ada solusi baik dari pemerintah maupun dari pihak lain yang memberi solusi pada persoalan garam yang dihadapi oleh para penambak atau pengusaha garam.
“Sehingga kehadiran kami di UTM untuk belajar terkait dengan apa yang sudah di capai. Apa yang sudah dilakukan oleh pihak UTM. Dalam membantu masyarakat petambak garam dan pengusaha garam di pulau madura yang kita kenal sebagai lumbung garam nasional. Tentu kami berharap dengan studi banding ke Universitas Trunojoyo Madura membawa NTB ikut menjadi salah satu penyumbang garam nasional. Namun, dari pertemuan ini kita akan MoU sebagai bentuk tindaklanjut dari kerjasama DPRD dan Pemrov NTB dengan Universitas Trunojoyo Madura,” tuturnya.
Dalam kunjungan itu, Pansus DPRD NTB juga membawa Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan setempat. Kemudian Direktur BUMD provinsi NTB. Mareka di sambut langsung oleh Rektor UTM, Muh. Syarif, Wakil Rektor dan di dampingi sejumlah pakar di bidang garam, jagung dan pakar pengembangan bidang lainya.
Sementara itu, Rektor UTM, Muh. Syarif menuturkan, bahwa UTM akan terus berupaya menjadi tombak untuk memberikan pelayanan pendidikan tinggi yang berkualitas bagi putra putri Bangsa.
Menurutnya, Kampus UTM tetap konsen menciptakan SDM Iptek lulusan yang terampil dan meningkatkan kapasitas penciptaan beragam inovasi dan teknologi yang berdaya saing industri secara kualitas dan kuantitas.
“Dan terbukti apa yang sudah dilakukan UTM fokus pada satu bidang bisa memberi dampak positif terhadap pengembangan garam di daerah lain dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Tak hanya itu, dibuktikan dari Kunjungan Kerja Wakil Presiden, Menteri Kementerian Kelautan dan Perikanan dan juga beberapa intitusi yang bergerak di bidang garam.
Termasuk DPR dari Provinsi NTB berkunjung ke UTM melakukan study komparatif. Dimana tindaklanjut dari pertemuan tersebut akan dilakukan MoU dengan Gubernur, Ketua DPR NTB.
Langkah kongkret UTM adalah sebuah bukti bahwa upaya UTM dalam mendengar, fokus dan melakukan riset dan inovasi mampu memberikan kontribusi nyata untuk pengembangan potensi demi kesejahteraan masyarakat. Antara lain lahirnya industri produksi garam yang berbasis unggulan.
“Kami tetap akan mengembangkan inovasi garam ini agar ruang di hulu hilirnya harus disempurnakan. Kami tetap konsisten fokus di bidang hal tersebut. Karena dengan fokus mengembangkan satu bidang maka akan melahirkan sumber daya yang berkualitas,” paparnya.
Dalam kesempatan itu, kunjungan kerja pansus DPRD Provinsi NTB juga mengunjungi laboratorium Lapang Pusat unggulan Iptek (PUI) Garam UTM. Serta mengunjungi inovasi baru halal center Universitas Trunojoyo Madura. Kemudian melakukan survei di mini plant agroindustri Rempah Universitas Trunojoyo Madura.