Sampang,- Program Corporate Social Responsibility (CSR) tahun 2022, oleh salah satu kelompok masyarakat di Pulau Mandangin, Sampang, Jawa Timur, yang sempat mandek direalisasi kembali disoroti.
Program CSR tersebut, bersumber dari Husky Cnooc Madura Limited (HCML) Warehouse setempat, berupa sejumlah paket program, diantaranya adalah pelatihan menjahit.
Hal itu dipicu, pasca program tersebut melampaui deadline yang ditentukan, namun sejumlah program terbengkalai, dan terkesan dibiarkan tanpa adanya tindakan dari pihak HCML.
“Seharusnya hal ini jangan dibiarkan, padahal deadline_nya hingga akhir triwulan pertama tahun 2023,” ujar penggagas Garda Kawal Sampang (GKS), H.Moh Tohir, Minggu (16/04).
Ia mengungkapkan, menurut hasil investigasi oleh timnya, pasca disentil sejumlah program yang mandek, tiba-tiba program pelatihan menjahit kembali dilaksanakan.
“Ini kan aneh, seharusnya pihak HCML harus tegas. Apalagi, dalam paket program tersebut menyeret nama oknum di lembaga penting. Jangan dibiarkan,” tegas H.Moh Tohir.
Pria akrab disapa abah Tohir ini menegaskan, pihaknya akan melakukan fungsi kontrol dan langkah-langkah strategis, untuk mewujudkan prinsip keadilan maupun kepastian hukum.
“Langkah-langkah tersebut akan kami lakukan pasca lebaran, kami juga masih menunggu hasil koordinasi dari tim investigasi yang dibawah,” pungkas abah Tohir.
Terpisah, sebelumnya Specialist Relations HCML Aliyuddin saat dikutip dari salah satu media menyampaikan, akan memberikan pernyataan resmi perihal pelaksanaan program di Desa Mandangin.
“Kami akan memberikan pernyataan resmi terkait paket sejumlah program tersebut, setelah melakukan pengecekan di lapangan,” pungkas Aliyuddin.
Namun disisi lain, sebelumnya pihak kelompok masyarakat saat dikonfirmasi awak media, juga tidak merespon dan terkesan bungkam terhadap sejumlah program yang terbengkalai.
Perlu diketahui, HCML Sampang menyalurkan dana CSR tahun 2022, untuk kelompok masyarakat Bina Mercusuar Bahari (BMB), berupa 5 paket kegiatan di Desa Mandangin.
Sejumlah paket kegiatan tersebut, diantaranya pelatihan menjahit dengan dana Rp 35 juta, pagar pengaman lingkungan Rp 55 juta, pembangunan lapangan volley Rp 55 juta, rabat beton Rp 150 juta dan kegiatan pendampingan Rp 30 juta.