Daerah  

Kasus Cabul Oknum Kepsek, Aktivis Muda Sampang Angkat Bicara

Caption: Amrizal Fathoni Ketua Gerakan Pemuda Kreatif, (dok. regamedianews).

Sampang,- Santernya kabar oknum kepala sekolah (kepsek) di Omben, Sampang, Madura, terjerat kasus pelecehan guru dan wali murid, membuat sejumlah aktivis geram.

Pasalnya, perbuatan tak bermoral, diduga dilakukan inisial F oknum kepsek di Omben tersebut, berujung di laporkan ke pihak kepolisian, Rabu (06/12/2023) siang.

Namun meski demikian, ulahnya dinilai publik, sebagai perusak moral dunia pendidikan di Sampang, memancing komentar pedas sejumlah aktivis.

Seperti ditegaskan Amrizal Fathoni, aktivis muda Gerakan Pemuda Kreatif (GPK). Ia menegaskan, oknum kepsek tersebut menjadi dalang turunnya moralitas pendidikan.

“Awalnya tidak mengira, apalagi terjadi di bumi Jokotole (Omben), tetapi ternyata semua sudah diungkapkan berbagai sumber,” ujar Amrizal, Jumat (08/12).

Menurut Amrizal, sangat miris, karena terduga pelaku seorang kepala sekolah, yang merupakan kunci utama kesuksesan lembaga pendidikan.

“Tapi, justru malah menjadi dalang turunnya moralitas di lembaga itu sendiri,” ketus Amrizal.

Ia khawatir, perbuatan tidak bermoral tersebut akan dicontoh peserta didik, karena kepala sekolah sebagai figur dalam lembaga pendidikan.

Menurutnya, kepala sekolah selain menjadi administrator, juga harus menjadi motivator dan inovator. Seharusnya, menjadi contoh.

“Jangan salahkan, jika peserta didik justru meniru perilaku buruknya, apalagi ini di lembaga pendidikan dasar, anak usia dini sudah dikasih motivasi negatif,” tandasnya.

Secara moral, imbuh Amrizal, memang miris kejadiannya, masalah proses hukum dipasrahkan ke pihak berwenang, apalagi korban sudah melaporkan.

“Tetapi sebagai bahan pertimbangan, semoga mata rantai dari implikasi dari kejadian ini tidak berlanjut,” pungkasnya.

Karena, khawatir jika Kepsek masih berada di tengah-tengah lingkungan SDN Madulang 2, pasti tetap akan berdampak negatif.

Tentunya, kata Amrizal, kepercayaan murid kepada guru setempat pasti akan menurun. Stabilitas keberlangsungan pendidikan akan mengalami gangguan, dan harmonisasi guru tidak akan maksimal.

“Saya sebagai warga asli Omben, berharap ini adalah kejadian yang terakhir kalinya di kecamatan Omben,” harapnya. (hry)