Bangkalan,- Universitas Trunojoyo Madura (UTM) terus menunjukkan komitmennya untuk menjadi kampus unggulan di tingkat nasional.
Hal itu diwujudkan melalui pembukaan program doktor baru, peningkatan mutu akreditasi, serta langkah besar dalam merintis pendirian Fakultas Kedokteran (FK).
Dalam konferensi pers capaian akreditasi dan pembukaan program studi baru yang digelar di lantai 9 Gedung Rektorat, Jumat (22/8/2025), Rektor UTM Prof. Dr. Safi’ memaparkan sejumlah capaian di berbagai fakultas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), terdapat sembilan program studi aktif. Empat di antaranya sudah meraih akreditasi unggul, sementara empat lainnya berstatus “baik sekali”.
Sementara itu, di Fakultas Teknik (FT) dengan enam program studi, dua sudah unggul dan sisanya tengah dipacu peningkatannya.
“Ke depan, target kami jelas: semua program studi harus unggul. Ini akan menjadi bagian dari kontrak kinerja antara rektor dan dekan. Jika tidak tercapai, tentu akan ada evaluasi,” tegas Prof. Safi’.
Tak hanya itu, UTM juga menyiapkan langkah strategis untuk membuka jenjang pendidikan doktoral. Dekan FEB, Dr. Sutikno, menyebut pihaknya telah membuka Program Doktor Ilmu Manajemen dan sedang menyiapkan dua program doktor lainnya, yakni Doktor Akuntansi dan Doktor Ilmu Ekonomi.
“Kami ingin FEB menjadi pusat pendidikan ekonomi dan bisnis yang lengkap, dari D3 hingga S3. Kehadiran program doktoral ini akan menjadi tonggak penting dalam pengembangan kapasitas akademik dan riset UTM,” ujarnya.
Sementara itu, rencana pendirian Fakultas Kedokteran (FK) turut menjadi sorotan utama. Prof. Safi’ mengakui, FK merupakan prodi paling berat untuk diwujudkan karena kompleksitas syarat, kebutuhan SDM, dan kelengkapan sarana prasarana.
Berdasarkan evaluasi internal dan hasil review Direktorat Kelembagaan Kementerian Pendidikan Tinggi, UTM masih membutuhkan minimal 26 dosen tetap dengan kompetensi khusus. Dari jumlah itu, ada empat posisi yang belum memenuhi syarat, terutama di bidang geomedik dan medikal.
“Kami sudah berkomunikasi dengan beberapa fakultas kedokteran untuk mencari alumni yang sesuai. Jika tidak terpenuhi lewat rekrutmen, opsi kedua adalah menyekolahkan SDM agar memenuhi kualifikasi,” jelasnya.
Selain itu, proses pengadaan laboratorium dan ruang praktik juga terus dipersiapkan. UTM bahkan menjajaki tiga skema solusi untuk memperkuat struktur akademik, sembari menuntaskan infrastruktur yang dibutuhkan.
Prof. Safi’ menegaskan, pendirian FK bukan sekadar soal prestise, melainkan peran strategis dalam menjawab kebutuhan tenaga medis di Madura.
“Kami sadar penuh keterbatasan, tapi tetap berikhtiar. FK ini adalah investasi jangka panjang untuk mencetak dokter berintegritas yang siap mengabdi,” tandasnya.
Dengan strategi akademik yang terukur, penguatan program studi, serta langkah serius mendirikan Fakultas Kedokteran, UTM semakin mantap meneguhkan diri sebagai kampus unggulan Madura yang mampu bersaing secara nasional dan memberi dampak nyata bagi masyarakat.
Penulis : Syafin
Editor : Redaksi