Gorontalo,- LSM Walihua menyoroti pengerjaan proyek Refitalisasi di SMKN Model Gorontalo, yang kini baru mencapai 53%.
Pasalnya, pernyataan Kepala SMKN Model Gorontalo terkait pengerjaan proyek tersebut, seolah terkesan ada ketakutan.
“Ada ketakutan di pihak pelaksana SMK dalam pekerjaan proyek SMK itu,” ujar Iwan ketua LSM Walihua, Sabtu (15/11/25).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Waktunya 120 hari kerja, namun setelah dikonfirmasi progres pekerjaan baru 53%, sedang anggaran yang sudah cair sudah 70%.
Iwan mengungkapkan, jika dilihat dari progres pekerjaannya, ada satu item pekerjaan yang tidak akan selesai tepat waktu.
Sebab konstruksi bangunannya dua lantai, sementara waktu tidak sampai sebulan lagi.
Ia juga menyayangkan kata-kata Kepala sekolah yang sudah membawa-bawa nama TNI dalam pekerjaan tersebut.
“Bahkan TNI katanya adalah pengawas proyek tersebut,” ungkapnya.
Beruntung kata Iwan, hal ini segera diklarifikasi dan diluruskan oleh Danramil 06/Suwawa Tengah, Kapten Infantri Purwanto.
Bahwa TNI bukanlah bagian dalam hal pengawasan proyek, melainkan hanya fasilitator yang berperan semacam humas.
“Nah, sekarang apa maksud dari kata-kata Kepsek, hati-hati LSM mo dapa dengar apalagi TNI?,” ujarnya.
Menurut Iwan, kata-kata dari Kepsek tersebut seakan-akan mengancam fungsi dari LSM itu sendiri.
“Tentunya sebagai mitra pemerintah dalam hal mengawasi program-program pemerintah,” ucapnya.
Iwan menduga, ada hal yang mencurigakan dari kalimat pernyataan Kepala SMK Negeri Model Gorontalo.
“Kalau memang benar TNI ditugaskan untuk mengawasi pekerjaan-pekerjaan sekolah, kenapa hanya SMK ?,” ujarnya.
“Sedangkan kami sudah konfirmasi ke Kabid SMU, mereka tidak melibatkan TNI dalam hal pengawasan,” ujar Iwan.
Ia menambahkan, kedepan apabila ada item pekerjaan di SMKN Model Gorontalo tidak selesai, pihaknya bersama LSM lainnya akan mempresure Kejaksaan.
“Harus komitmen dalam hal pemberantasan korupsi,” tandasnya.
Khusus SMKN Model Gorontalo, harus selesai sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan yakni 120 hari kerja.
“Kami menduga, anggaran 70% yang sudah dikucurkan diawal ini sudah habis, sementara progres pekerjaan baru 53%,” pungkasnya.
Penulis : Yusrianto
Editor : Redaksi










