Sumenep,- Sejumlah daerah di Provinsi Jawa Timur, akhir-akhir ini dilanda cuaca ekstrem.
Termasuk di ujung paling timur Pulau Madura, yakni Kabupaten Sumenep.
Maka dari itu, Bupati Achmad Fauzi Wongsojudo mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tentunya, terhadap potensi bencana alam, akibat cuaca ekstrem menjelang pergantian tahun 2025 ke 2026.
Fauzi mengatakan, pemerintah daerah membutuhkan partisipasi masyarakat dalam mitigasi bencana.
“Kami minta masyarakat juga melakukan upaya pencegahan,” ujarnya, dilansir laman resmi Pemkab Sumenep, Senin (8/12).
Seperti membersihkan saluran air, tidak membuang sampah sembarangan, dan memangkas pohon rawan tumbang.
Bagi masyarakat yang bepergian, supaya memantau informasi cuaca dan menunda perjalanan jika kondisi membahayakan.
“Namun, harus tetap tenang, tidak panik, serta tetap waspada dan disiplin,” imbau Bupati Sumenep Achmad Fauzi.
Sementara, dilansir dari laman resmi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), jenis bencana didominasi hujan ekstrem.
“Angin kencang, petir merusak, puting beliung, hujan es, dan jarak pandang terbatas,” ujar Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani.
Ia menjelaskan, penyebab cuaca ekstrem (Desember – Januari) mulai aktifnya Monsoon Asia.
Anomali atmosfer (Madden Julian Oscillation, Kelvin, dan Rossby Equator), serta hadirnya seruak dingin Siberia dan potensi bibit siklon tropis.
Sedangkan potensi hujan tinggi, imbuh Faisal, hampir seluruh Jawa, Bali, NTT, NTB, sebagian Sulawesi Selatan, dan Papua Selatan.
“Berpotensi mengalami hujan tinggi hingga sangat tinggi antara 28 Desember 2025 hingga 10 Januari 2026,” jelasnya.
Penulis : Red
Editor : Redaksi










