Sampang,- Musyawarah Daerah (Musda) VII Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sampang, pada Sabtu (13/12/25), telah selesai.
Musda mengusung tema “Merajut serta Menguatkan Ukhuwah Islamiyah dan Wathoniyah” yang digelar di Aula Hotel Bahagia, berjalan lancar.
Alhasil, KH Itqon Bushiri resmi terpilih aklamasi sebagai Ketua Umum MUI Sampang periode 2025-2030, menggantikan KH Bukhori Maksum.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Awalnya, terdapat dua calon yang maju dalam bursa kepemimpinan, yaitu KH Itqon Bushiri dan KH Miftahul Ulum.
Namun salah satu calon, KH Miftahul Ulum, dinyatakan gugur karena tercatat sebagai pengurus Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Wakil Ketua MUI Jawa Timur KH Ahsanul Haq menyampaikan, dinamika dalam Musda adalah hal biasa.
“Alhamdulillah, lancar dan penuh kekeluargaan,” ujarnya saat diwawancara awak media.
Dalam proses penentuan ketua umum, kata kiai Ahsanul Haq, para peserta sepakat memilih kiai Itqan.
“Ada dua mestinya, tapi yang merangkap sebagai pengurus partai politik sehingga harus batal dan gugur,” tegasnya.
Ia berharap, MUI Sampang dibawah kepemimpinan baru dapat lebih bagus dari apa yang sudah berlalu.
“Tentunya harus mampu menjalankan program-program yang benar-benar dirasakan oleh masyarakat,” tandas Kiai Ahsanul Haq.
Sementara, Ketum MUI Sampang terpilih KH Itqon Bushiri menegaskan, peran sentral MUI sebagai perkumpulan ormas-ormas Islam.
“Khususnya NU dan Muhammadiyah di Sampang, serta perwakilan pondok-pondok pesantren,” tuturnya.
Ia mengungkapkan, MUI adalah ulamanya pemerintah dan penyambung fatwa pemerintah.
“Tentu bertugas mendampingi pemerintah dalam hukum syariat dan mengawal persoalan sosial, seperti pelanggaran moral,” jelasnya.
Tugas utamanya, kata kiai Itqon, MUI tidak memfungsikan ketua umum sebagai mufti.
“Melainkan sebagai penyampai hasil musyawarah para ulama yang berkumpul dan membahas persoalan,” ungkapnya.
Fokus kerjanya, segala persoalan akan dirangkum secara utuh oleh ulama dan diajukan kepada pemerintah.
“Termasuk menyampaikan pesan moral untuk perbaikan,” imbuh kiai sekaligus Ketua Tanfidziyah PCNU Sampang ini.
Kiai Itqan menambahkan, hasil Musda tersebut telah menghasilkan 12 program strategis.
“Program ini harus segera digarap para ulama se-Kabupaten Sampang dalam waktu 5 tahun kedepan,” ujarnya.
Meski demikian, dalam kepemimpinannya ia berpegang teguh pada prinsip “al-muhafadzatu ‘ala al-qadimi ash-shalih wa al-akhdzu bi al-jadidi al-ashlah”.
Artinya, jelas kiai Itqon, prinsip ini mendahulukan hal-hal yang sudah berjalan baik dan tidak perlu membongkar program lama.
“Tidak ada rancangan untuk hal-hal baru, kecuali yang sudah ada dikerjakan. Apabila ada yang baru, harus melalui survei atau analisa,” pungkasnya.
Penulis : Harry
Editor : Redaksi










