Daerah  

Stop BAB Sembarangan “Guyub Bareng Nginceng Jumbleng”

Sosialisasi Stop BABS "Guyub Bareng Nginceng Jumbleng".

Pati, (regamedianews.com) – Open Defecation Free (ODF) stop buang air besar sembarangan salah satu contoh perilaku yang tidak sehat, yakni perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS), gerakan inilah yang di lakukan oleh jajaran Muspika Kecamatan Margoyoso di sejumlah wilayah,termasuk Desa Bulumanis Lor yang masih terdapat perilaku masyarakat melakukan BABS,(28/8/2019)

Open Defecation, suatu tindakan tak sehat pembuangan kotoran atau tinja diladang, dihutan, disungai , pantai atau area terbuka lainya dan dibiarkan menyebar dan mengkontaminasi lingkungan tanah udara dan air. Masih adanya perilaku yang tidak sehat itu Puskesmas 1 Kecamatan Margoyoso terus melakukan penyuluhan agar masyarakat tidak membuang tinja sembarangan.

Kepala Puskesmas Margoyoso Supriyanto mengatakan, program sosialisasi pada masyarakat untuk stop melakukan BABS,tentunya program ini untuk memicu masyarakat agar merubah kebiasaan buruk dan tidak sehat dengan melakukan BAB disembarang tempat.

“Di wilayah Margoyoso cukup banyak sungai maupun tempat terbuka seperti sawah maupun ladang, sehingga masyarakatnya sangat berpotensi untuk melakukan BABS, apalagi yang berada dipinggiran sungai dimana medannya seperti di Desa yang terletak dekat dengan pesisir banyak dikelilingi sungai, menjadi tradisi turun tumurun masyarakatnya membuang tinja di sungai”, ujarnya, Kamis (29/8/2019).

Oleh karenanya, lanjut Supriyanto, harus diberi penyuluhan agar tidak membuang tinjannya di sembarang tempat, karena kebiasaan buang tinja merupakan kebiasaan buruk dan dianggap tidak sehat.

Sri muriah juga mengatakan, setiap kali penyuluhan dengan kader kesehatan bersama Babinsa serta Babinkamtibmas, mengajak kepada masyarakat yang memiliki saluran, namun tinjanya dibuang ke Sungai hal ini harus segera dirubah, harapanya dengan dilakukan penyuluhan oleh puskesmas1 Margoyoso masyarakat akan semakin sadar akan kesehatan.

“Bila masyarakat masih tetap melakukan pola tidak sehat itu yang muncul adalah Mikroba, Materi organik, telur cacing maupun nutrien, yang berdampak tidak sehatnya lingkungan sekitar. Tentunya gerakan stop BAB sembarangan terus disosialisasikan, sehingga program ODF akan bisa sukses dan bisa berjalan dengan baik”, terangnya.

Kegiatan Open Defecation Free (ODF) atau Tidak Buang Air Besar Sembarangan (BABS) merupakan salah satu pilar dari program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STMB) oleh Kementrian Kesehatan, dan merupakan salah satu indikator dari Gerakan Desa Sehat dan Cerdas (GDSC).

“Tujuan dari program ODF adalah untuk menghilangkan kebiasaan buang air besar sembarangan dan meningkatkan kualitas sanitasi, supaya angka penyakit berbasis lingkungan seperti diare dapat berkurang”, tutur Kapten inf Soepomo.

Pihaknya sebagai stakeholders di wilayah kecamatan Margoyoso berusaha seoptimal mungkin melaksanakan tanggung jawab sesuai dengan tugas dan perannya. Dalam hal ini pihaknya menggunakan tema yang gampang di ingat oleh masyarakat dengan sebuah gerakan “GUYUB BARENG NGINCENG JUMBLENG”.

“Dalam istilah bahasa indonesia, bersama-sama menengok jamban, semoga kedepan perilaku masyarakat akan semakin sadar akan pentingnya sanitasi”, pungkas Rusman Camat Margoyoso. (ipl)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *