Daerah  

Kawal Kasus Kepsek Cabul, GKS Ancam Demo Disdik Sampang

Caption: pembina GKS saat dampingi suami dari salah satu korban pelecehan oknum kepsek , di Mapolres Sampang, (dok. regamedianews).

Sampang,- Laporan dugaan cabul (pelecehan seksual) oknum kepala sekolah, di Omben, Sampang, Madura, menjadi atensi serius Garda Kawal Sampang (GKS).

Bahkan, akan melakukan aksi demo ke Dinas Pendidikan (Disdik) setempat, jika oknum kepsek tersebut tidak diberikan tindakan tegas.

“Kami demo Disdik, jika peristiwa tidak bermoral ini dibiarkan,” tegas pembina GKS, H.Moh. Tohir, usai dampingi korban pelecehan ke Mapolres Sampang, Senin (11/12/2023) pagi.

Karena, ungkap H.Tohir, meski sebelumnya telah dimediasi antara oknum kepsek dan sejumlah korban, namun tidak membuahkan hasil yang baik.

“Apalagi, korban sampai diintimidasi untuk cabut laporan, serta ada dugaan keterlibatan oknum Pemdes, dipaksa menandatangani surat pernyataan mutasi,” ketusnya.

Maka dari itu, imbuh H.Tohir, dirinya berharap pihak kepolisian segera menindak lanjuti laporan korban, dan segera lakukan pemanggilan terhadap terlapor.

Kepada Disdik, tegas pria akrab disapa abah Tohir, harus memberikan tindakan tegas terhadap oknum kepala sekolah berinisial MF.

“Tidak muluk-muluk, segera lakukan mutasi, jika perlu copot jabatannya sebagai kepala sekolah dan pecat,” tegasnya.

Akan tetapi, imbuh abah Tohir, terkait kasusnya yang dilaporkan ke Polres Sampang, proses hukumnya harus tetap berjalan.

Pria cukup dikenal sebagai aktivis senior ini mengaku prihatin, dengan insiden yang selama ini terjadi di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Sampang.

“Namun, kami berharap, Disdik bisa mengambil sikap, atas insiden tidak bermoral ini. Jika dibiarkan, kami turun jalan untuk demo ke Disdik,” ucapnya.

Sementara itu, inisial DYH suami korban merasa tidak terima, atas perlakuan oknum kepsek terhadap istrinya.

Terlebih, kata DYH, sampai ada oknum yang mengintimidasi istrinya, untuk cabut laporannya ke Polres Sampang.

“Saya tidak terima, ini bukan masalah sengketa tanah sekolah, tapi masalah pelecehan seksual,” tegasnya. (hry)