Sampang,- Kondisi pohon mangrove yang ada di pesisir selatan Sampang, Madura, Jawa Timur, cukup memprihatinkan.
Hal itu, disebabkan banyaknya reklamasi dan penebangan pohon mangrove oleh warga setempat, utamanya di wilayah Taddan.
“Kami sudah berusaha agar warga tidak menebang mangrove secara liar,” ujar Penggiat Taddan Mangrove Conservation (TMC) Sampang, Samadi, Sabtu (27/07/24).
Bahkan, kata Samadi, pihaknya telah melaporkan kepada Polsek dan Dinas, supaya menghentikan reklamasi.
“Namun itu tidak menjadi jerah, sebab belum ada regulasi yang jelas, terkait hukuman atau denda bagi warga menebang mangrove tanpa ijin,” ujarnya.
Samadi mengungkapkan, pihaknya tetap berupaya maksimal agar pohon sabuk hijau ini tetap dilestarikan.
“Yaitu dengan menggandeng semua elemen, untuk menanam kembali pohon mangrove dalam menjaga ekosistem,” tandasnya.
Selain itu, pihaknya akan terus berupaya agar pohon mangrove tetap terjaga dan tumbuh maksimal di pinggir pantai.
“Kami sudah menanam bibit mangrove di 15 hektar, di sepanjang jalan Taddan Camplong,” pungkasnya.
Terpisah, Ketua Komonitas Peduli Mangrove Madura (KPMM) Endang Triwahyurini mengungkapkan, seyogyanya Pulau Madura dikelilingi mangrove.
“Karena mangrove sebagai sabuk pengaman, untuk menghadang gelombang dan hempasan ombak dilautan,” ujarnya.
Akan tetapi, ungkap Endang, keberadaanya hingga kini mulai tidak diperhatikan. Padahal mangrove memiliki multifungsi.
“Sekaligus penyeimbang iklim di dunia, dengan kemampuannya menyerap karbon 5 kali lebih besar dibandingkan dengan tanaman terestrial,” jelasnya.
Hal ini, tentunya memberikan manfaat lebih bagi alam dan lingkungan yang semakin terdegradasi.
“Maka dari itu, mari semua pihak untuk berperan aktif dalam menjaga pohon mangrove,” ucap Endang.