KKN 18 UTM Ciptakan Kripik Singkong Asli Pocong

Pose bersama KKN 18 UTM usai sosialisasi dan edukasi pengelohan produk unggulan berbahan dasar singkong.

Bangkalan, (regamedianews.com) – Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) 18 Universitas Trunojoyo Madura (UTM) 2019 di Desa Pocong, Kecamatan Tragah, Kabupaten Bangkalan, pada Selasa (16/07/2019) mengadakan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai pengolahan Produk Unggulan Desa berupa kerupuk yang berbahan dasar singkong.

Kegiatan tersebut berjalan dengan lancar dan dihadiri banyak audience mulai dari kalangan ibu-ibu hingga remaja, tak hanya itu beberapa pemuda dari karang taruna juga ikut hadir dalam acara tersebut. Mereka sangat aktif dan antusias, karena memang sebelumnya sebagian dari masyarakat di desa tersebut terutama para ibu-ibu sudah mengetahui tentang adanya krupuk singkong.

Baca juga KKN 10 UTM Temukan Surga Tersembunyi Di Perbatasan

Namun, tahap pengolahan kerupuk singkong kali ini sedikit berbeda dengan yang diketahui mayarakat di desa tersebut. Hal ini tidak serta merta menumbangkan semangat para peserta KKN, untuk mensosialisasikan serta mengedusai masyarakat dalam pembuatan krupuk singkong.

Mereka mempresentasikan didepan masyarakat secara langsung mengenai step by step dari pengolahan kerupuk singkong tersebut. Menurut mereka hal ini dapat dimanfaatkan sebagai peluang besar dalam mengedukasi masyarakat, karena masyarakat bisa lebih mengerti proses-proses pembuatan krupuk singkong tersebut.

Seperti apa yang telah disampaikan Nita Maya penanggungjawab acara sosialisasi dan edukasi tersebut, yakni singkong di Desa Pocong sangat berpotensi untuk dikembangkan, karena hal ini dapat menghasilkan nilai ekonomis untuk masyarakat. Sebagian besar masyarakat disini menjual mentah singkong yang mereka tanam di kebunnya tanpa mengolahnya terlebih dahulu.

Baca juga Budayakan Hidup Sehat, KKN 79 UTM Programkan Jaga Kebersihan Pada TK Alang-Alang

“Tentu saja singkong ini terjual dengan harga yang tidak sebanding dengan lamanya proses penanaman. Jika masyarakat diedukasi mengenai pengolahan singkong menjadi suatu produk yang bernikai ekonomi tinggi, maka tidak heran jika hal ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa”, tandas Nita.

Nita juga menjelaskan, selain mengedukasi masyarakat mengenai pengolahan produk singkong ini, pihaknya juga memberikan pengajaran mengenai pengemasan, pemasaran serta pemberian design produk kerupuk singkong.

‘Kacong’ yang memiliki kepanjangan ‘Kerupuk Singkong Asli Pocong’ merupakan nama dari produk tersebut. Tidak dengan sembarangan, nama produk tersebut di ambil dari bahasa Madura kacong yang artinya sebutan untuk anak laki-laki di Madura.

“Harapannya agar lebih mudah diingat oleh masyarakat dan banyak diminati. Seperti yang telah direncakan ternyata benar, olahan kerupuk singkong tersebut sangat disukai masyarakat”, ujar Nita.

Seperti yang dikatakan istri Kepala Desa Pocong saat acara edukasi pengolahan singkong berlangsung nayam, rasanya enak. “Tapi ini gambarnya (design produk) kurang besar. Yang rasa sapi panggang enak. Soalnya saya nggak suka pedes”, ucapnya.

Nita menambahkan, KKN 18 UTM berharap semoga pengolahan produk singkong ini dapat dikembangkan lagi oleh masyarakat dan menjadi bisnis rumahan, yang mana nantinya bisa menambah penghasilan bagi masyarakat di Desa Pocong. Bahkan tidak mungkin kedepannya dapat menjadi industry kreatif yang berkembang dengan pesat. (sfn/tfk)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *