Bangkalan, (regamedianews.com) – Mahfud anggota DPRD Jawa Timur dari Partai PDIP terlihat merasa kehilangan sosok sahabat seperjuangan Nizar Zahro, setelah mendengar meninggal dunia di rumahnya di Sidotopo Surabaya, Minggu (19/1/2020) kemarin, sekitar pukul 17.30 WIB.
Meski berbeda partai politik, sosok Nizar Zahro dan Mahfud adalah kader politikus yang berangkat dari Desa berbeda di Kabupaten Bangkalan, hingga keduanya melenggang keperpolitikan Nasional. Keduanya juga termasuk tokoh berpengaruh di Bangkalan.
Meski berbeda partai Politik, tujuan kedua politikus itu dapat di rasakan oleh masyarakat. Yakni memperjuangkan hak-hak masyarakat Madura, khususnya Masyarakat Bangkalan.
Mahfud menganggap Nizar Zahro sebagai senior, terbukti unggahan belasungkawa yang diunggah distatus akun Facebooknya mencantumkan nama kontak Nizar dan hasil komunikasinya yang diunggah memanggil kakak/Kanda terhadap Nizar Zahro.
Baca juga catat 2024 asn di jakarta akan dipindah ke ibu kota baru kaltim
Mahfud tak menduga sahabatnya itu menghembuskan nafas terakhirnya. Karena menurut Mahfud, pada tanggal 17-01-2020 malam sabtu mengaku masih berkomunikasi via telpon.
“Malam sabtu kita masih telponan, kita sms_san, dan kita mengajak cangkru’an bareng bersama teman-teman yang lain di K’Zara Mart”, ujarnya, saat dihubungi regamedianews.com, Senin (20/1/2020).
Mahfud mengaku waktu itu, Nizar bersamanya saling senda gurau (gojlok gojlokan). Kita bicara tentang banyak hal dan kita bercanda, tertawa dan tersenyum bersama waktu itu.
“Jam 12 malam saya mengajak pulang, karena mulai sabtu sampai malam minggu kanda ada acara di Pamekasan dengan Sandiaga Uno, Fahri Hamzah di pondok Bata-Bata dan saya punya acara partai DPD PDIP”, ucap Mahfud.
Setelah selesai acara Partai di DPD PDIP, Mahfud pulang dan mengaku drop atau sakit.
“Minggu sore banyak telpon ke handphone saya tapi banyak yang tidak saya angkat karena saya benar-benar sakit”, ujarnya.
Setelah beristirahat sejenak, Mahfud bangkit dan mengambil air minum, dan HPnya berdering kembali. Mahfud mengaku yang nelpon adalah keluarga dan sahabatnya.
“Saya coba untuk mengangkat telpon itu dengan tangan lemah, karena memang waktu itu lagi tidak enak badan”, terangnya.
Pihaknya belum percaya, sahabatnya itu sudah meninggal dunia ketika salah satu temannya memberi kabar duka.
“Saya belum percaya, saya coba untuk telpon sahabat saya yang lain dari tadi menelpon tidak saya angkat. Saya telpon semua dan jawaban mereka sama, bahwa kanda Nizar Zahro sudah meninggal dunia”, tandasnya. (sfn/tfk)