Daerah  

Cak Wiwid, Sosok Jurnalis Penyandang Disabilitas Yang Menjadi Tulang Punggung Keluarga

Tricahyo Slamet Widodo, sosok jurnalis penyandang disabilitas yang menjadi tulang punggung keluarganya.

Sampang || Rega Media News

Tricahyo Slamet Widodo (50 th), warga Desa Patarongan, Kecamatan Torjun, Sampang, Madura, patut diacungi jempol. Pasalnya, meski mengalami Tuna Daksa/Disabilitas dirinya tetap semangat berkarya dan menjadi motivasi orang lain.

Pria yang akrab disapa Cak Wiwid ini menjadi tulang punggung orang tua, istri dan ke empat anaknya. Kendati memiliki keterbatasan, ia tidak pernah mengeluh akan kondisinya. Selain itu, dirinya harus merawat ibunya yang menderita penyakit stroke.

Dikalangan penyandang disabilitas, ia cukup familiar. Sebab, dirinya tergolong aktif dalam menyuarakan hak-hak penyandang disabilitas, dengan potensi dan kemampuannya. Ia juga sosok jurnalis yang tangguh dan inspiratif.

Bagi Wiwid, disabilitas adalah cara Tuhan mencintai hambanya, selebihnya tinggal bagaimana memanfaatkan rasa cinta Tuhan dengan tidak mengebiri diri sendiri. Disabilitas bukan penyakit, hanya wujud lain dari fakta penciptaan manusia sehingga tak perlu untuk disesali.

Kepada regamedianews.com Wiwid mengungkapkan, bukan halangan dengan kondisi tubuh yang tidak sempurna seperti orang normal lainnya untuk berkarya, sebab dibalik kekurangan pasti ada kelebihan.

“Faktor orang-orang di lingkungan tempat tinggalnya juga turut memacu semangat saya. Kondisi akan berbeda jika orang-orang di sekitar kita acuh, apalagi jika sampai melakukan diskriminasi,” ungkap Cak Wiwid, Rabu (30/12/20)

Ia mengucapkan terimakasih kepada semua rekan rekan wartawan di Sampang yang selalu memberi dukungan dan menerimanya di komunitas wartawan tanpa memandang rendah kondisinya.

“Bahkan saya merasa dihargai dan didukung oleh rekan rekan, wartawan lainnya,” ujar Wiwid sembari meneteskan air matanya.

Selain kesibukannya di dunia Jurnalis, ia pun gemar untuk membangkitkan semangat penyandang disabilitas, agar tidak larut dalam keterpurukan. Ia pun juga memotivasi mereka agar menjadi sosok yang berprestasi dan terus berkarya.

“Sampai sekarang masih banyak yang kurang percaya diri dengan keadaan yang seperti itu. Tapi saya selalu berusaha memberikan motivasi. Saya beranggapan apa yang dilakukan saat ini adalah bagian dari pengabdiannya kepada masyarakat,” tuturnya.

Selain itu, dirinya ingin menjadi pribadi yang bermanfaat untuk orang lain. Ditengah keterbatasan fisik, ia membuktikan bahwa hal itu bukan halangan untuk berkarya dan berbuat baik.

“Saya juga ucapkan terimakasih kepada Pemkab Sampang yang mau menghargai dan menerima saya dalam setiap liputan, walaupun kondisi saya tidak seperti jurnalis lainnya, namun saya disejajarkan dan tidak dibedakan dengan menghargai saya,” pungkasnya. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *