Bangkalan || Rega Media News
Rektor Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Muh. Syarif meminta pengenalan kehidupan kampus di lingkungan UTM dilakukan pada pengembangan kapasitas, kerakter, dan kualitas sebagai mahasiswa.
Sebanyak 5.200 mahasiswa baru (Maba) Universitas Trunojoyo Madura mengikuti Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMABA) 2022, Senin, (01/08/22).
Rektor UTM, Muh. Syarif menyampaikan, pihaknya sudah menyiapkan seluruh persiapan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru di lingkungan UTM.
“Alhamdulillah semua persiapan sudah dilakukan oleh panitia. Pengenalan kehidupan kampus digelar bersamaan rapat terbuka senat dalam rangka Diesnatalis UTM ke 21,” ucapnya.
Selain itu, Rektor UTM juga menuturkan, melarang panitia melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak sesuai dengan ketentuan. Seperti oreintasi fisik yakni kekerasan dan melanggar ketentuan etik kampus.
Menurutnya, PKKMABA UTM tahun 2022 ini lebih ditekankan pada pengembangan kapasitas, kerakter dan kualitas sebagai mahasiswa.
“Saya sudah melarang kegiatan-kegiatan yang tidak sesuai dengan ketentuan dari Kementerian. Jadi tidak ada lagi hal-hal yang orentasinya pada fisik, kita fokuskan pada pengembangan kapasitas, kerakter, dan kualitas sebagai mahasiswa. Jadi betul -betul kegiatan yang memberikan dampak pemahaman tentang transisi dari masa sekolah atas ke ke pendidikan Perguruan Tinggi,”
Sementara itu, Ketua Panitia PKKMABA UTM, Muhtazul Farid mengatakan, pihaknya sudah melakukan persiapan dengan matang menyambut mahasiswa baru dan dalam rangka Diesnatalis UTM ke 21.
“Tentunya berbagai persiapan, panitia sudah ekstra menyiapkan dengan baik. Dan kita tetap menjalankan secara prokes,” ujarnya.
PKKMABA tahun 2022 ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Tiga tahun lalu, PKKMABA UTM meraih rekor muri pengibaran benderah merah putih terpanjang se-Indonesia. Tapi untuk tahun ini mahasiswa baru lebih di fokuskan pada pengembangan prestasi.
“Pernah ada rekor muri tapi untuk tahun ini kita fokusnya tidak mencari rekor muri. Karena memang saat ini untuk menjadi viral itu tidak harus membuat sesuatu di akui secara rekor muri tetapi bisa dilakukan melalui pemanfaatan digitalisasi,” ungkapnya.
“Kita menekan kepada panitia bahwa ospek ini adalah pengenalan kehidupan kampus pada mahasiswa baru. Kita menjaring mahasiswa yang berprestasi melalui pembuatan video. Semua mahasiswa baru ini membuat video prestasinya kemudian diunggah pada akun media sosialnya,” tuturnya.