Sampang,- Sejumlah pemuda dan warga mengatasnamakan Gerakan Pemuda Kreatif (GPK) Desa Jrangoan, Kecamatan Omben, Sampang, Madura, Jawa Timur, bakal mendatangi kantor PLN Rayon Sampang.
Rencana kedatangan GPK yang diagendakan, pada Senin (10/07/2023) pagi tersebut, dalam rangka audiensi terkait tidak koorperatif dan kurang maksimalnya pelayanan PLN Rayon Sampang.
Hal itu, berdasarkan surat permohonan normalisasi listrik pedesaan, khusunya di Pondok Pesantren Al-Ihsan Jrangoan maupun pemukiman warga setempat, sejak tahun 2022 lalu.
Bahkan, surat permohonan normalisasi listrik pedesaan yang hingga saat ini terkesan tidak digubris pihak PLN, ditandatangani Pengasuh Ponpes dan Kepala Desa setempat, juga Bupati Sampang.
“Surat permohonan normalisasi listrik sudah lama kami layangkan, namun tidak ada tindakan apapun dari pihak PLN Rayon Sampang,” ujar koordinator GPK Amrizal Fathoni, Sabtu (08/07) siang.
Oleh karena itu, tegas Amrizal, dirinya bersama sejumlah warga bakal mendatangi kantor PLN Rayon Sampang, untuk beraudiensi, karena selama ini akibat tidak normalnya listrik, alat elektronik milik warga banyak rusak.
“Tidak hanya itu, diperparah alat elektronik milik pesantren juga rusak, bahkan ketika dipergunakan, atau saat ada kegiatan bersangkutan dengan pendidikan pesantren, listrik tidak normal, dan itu sudah lama,” ketus ketua Forum Mahasiswa Sampang (Formasa) tersebut.
Kendati demikian, imbuh Amrizal, jauh hari juga telah mengajukan permohonan pelayanan pernormalisasian voltase listrik secara online, call center PLN, bahkan secara face to face, namun tidak ada respon maupun tindakan apapun.
“Kemarin, setelah kami kembali mencoba komunikasi terhadap pihak PLN Rayon Sampang, setelah melayangkan surat audiensi, mereka minta audiensi diundur hingga pada hari Rabu (12/07) mendatang,” ungkapnya.
Lebih lanjut Amrizal mengungkapkan, bahkan pada Jumat (07/07) malam, ada salah satu petugas PLN menghubungi pihaknya, bahwa meminta share_lok, kemungkinan besar untuk dilakukan pernormalisasian listrik.
“Namun, setelah ditunggu-tunggu semalam suntuk, hingga saat ini tidak ada respon, meski beberapa kali sudah dicoba dihubungi. Alhasil, kami merasa dibohongi,” ketus pemuda asal Desa Jrangoan tersebut.
Ia dan warga berharap, pihak PLN Rayon Sampang segera melakukan perbaikan, agar listrik di pesantren maupun di pemukiman warga sekitar pesantren kembali normal seperti di desa lainnya.
“Mudah-mudahan kami tidak kembali berasumsi negatif, sebagaimana beberapa tahun silam, petinggi PLN Rayon Sampang dihadapan publik berjanji akan melakukan pernormalisasian listrik, tapi nihil,” pungkasnya.
Sementara itu, saat awak media ini mencoba mengkonfirmasi Manager PLN ULP Sampang, melalui telepon atau pesan wahstapp_nya, belum direspon dan belum ada jawaban, hingga berita ini diterbitkan.