Sampang,- Satu syuro merupakan tahun baru Islam, didalamnya memiliki banyak cerita dan tradisi dari pendahulunya, kemudian menjadi tradisi yang terus dilestarikan oleh penerusnya, hingga saat ini.
Seperti di Desa Gunung Rancak, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur. Salah satu desa yang memiliki letak geografis dipertengahan pulau Madura tersebut, memiliki tradisi ‘Ter Ater’ atau dalam istilah bahasa Indonesia mengantar.
Warga desa tersebut, mengantar masakan dalam istilah bahasa lokal ‘Tajin (Bubur)’ yang dinamakan ‘Tajin Sorah’, atau masakan seperti bubur dicampur dengan beberapa racikan sesuai dengan tradisi.
Kemudian ‘Tajin Sorah’ diantar kerumah tetangga masing-masing, untuk diberikan agar dimakan.
Safi’ah (57), salah satu warga setempat mengatakan, tajin sorah dipercaya untuk menolak segala mara bahaya, untuk keselamatan keluarga dan penunggu rumah.
“Tajin sorah ini untuk menolak mara bahaya dan untuk keselamatan keluarga,” ujarnya kepada regamedianews.com, Rabu (19/07/2023).
Tak hanya itu, menurutnya, tajin sorah juga untuk menyelamati penunggu rumah, menurutnya setiap rumah ditempati, pasti ada penunggu yang menjaga.
“Menurut sesepuh terdahulu, dirumah yang kita tempati ini ada penunggunya yang kasat mata,” imbuhnya.
Beda dengan daerah lain yang kadang ada tradisi grebek Suro, di Madura pada 1 Suro lebih kepada tradisi ‘Ter Ater’ dan menulis azimat, serta membersihkan benda-benda pusaka peninggalan para leluhur.