Daerah  

UTM Beri Rambu Survey Pemilu Melalui Civitas Academica

Caption: Surokim Abdus Salam Wakil Rektor 3 Bidang Kemahasiswaan UTM, (dok. regamedianews).

Bangkalan,- Dinamika Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mulai berlangsung, dalam eskalasi tinggi seriing dengan waktu yang kian dekat, dengan pemberian suara pada 14 Februari 2024.

Universitas Trunojoyo Madura (UTM) menyatakan, survey yang dilakukan Pusdi Pusat Penelitian Sosiologi dan Pengembangan Masyarakat (P2SPM) Prodi Sosiologi Fisib UTM yang viral, dan diekspose beberapa waktu lalu tidak memenuhi unsur sahih secara metodologi, sehingga tidak bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

“Terkait hal ini pemimpin kampus, sudah melakukan klarifikasi dan konfirmasi serta meminta pertanggungjawaban secara berjenjang. Ketua Pusdi dan Koordinator Prodi Sosiologi sudah menyampaikan permintaan maaf, sekaligus klarifikasi mengenai kelemahaman metodologi yang dilakukan,” ujar Surokim Abdus Salam, Wakil Rektor 3 Bidang Kemahasiswaan UTM.

Terkait kejadian ini, ungkap Surokim, pihak pemimpin kampus berharap, agar bisa menjadi pelajaran berharga bahwa civitas academica tetap harus berhati hati, dan menjadikan prinsip kehormatan akademis diatas segala galanya, serta menjadikannya sebagai panglima.

“Pemimpin kampus juga akan konsisten menjaga kebebasan akademis dan berpegangteguh pada prinsip imparsialitas, sehingga independensi tetap akan dijaga dijamin secara berkesinambungan sebagai penciptaan atmosfir ilmiah kampus unggul,” tandas Dosen Komunikasi Politik Universitaa Trunojoyo Madura itu.

Namun, semua itu tetapi harus dibarengi dengan pertanggungjawaban sosial yang kuat, agar kehormatan kampus senantiasa terjaga. Sebagaimana diketahui Pusdi Pusat Penelitian Sosiologi dan Pengembangan Masyarakat (P2SPM) Prodi Sosiologi Fisib UTM menjadi viral di media, karena hasil survey melalui googleform ramai dipersoalkan publik.

“Bagaimanapun kampus harus ekstra dan super hati-hati, untuk memuplikasikan hasil survey pilpres harus mengunaakan metodologi yang memadai dan bisa dipertanggunjawabkan karena membawa nama baik kampus,” ungkap Surokim.

Tanpa mengurangi makna kebebasan akademis karena belum adanya komisi etis survey civitas academica diharapkan super hati hati, agar tidak terjadi prokontra dan polemik berkepanjangan, ujar Surokim As warek 3 bidang kemahasiswaan, alumni dan kerjasama UTM.

“Bagaimanapun survey politik pilpres dengan membawa nama kampus itu memang sangat beresiko, jika dilalukan secara serampangan. Civitas academica diminta berhati hati agar tidak terjebak kepada situasi partisan yang bisa mengurangi martabat dan marwah kehormatan kampus,” ujarnya.

Civitas academica diharapkan lebih banyak melakukan ekspose atas hasil riset yang mengedukasi dan memberi pencerahan kepada publik melalui literasi hasil riset yang bisa dipertanggungjawabkan secara sahih.

“Beberapa waktu lalu FEB UTM juga sudah melakukan sosialisasi mengenai hal ini dan UTM  juga akan bekerja sama dengan Bawaslu untuk sosialisasi lanjutan mengenai hal ini kepada civitas academica,” pungkasnya. (red/umm)