Daerah  

PWS Godok Independensi Pers di Momen Pilkada Sampang 2024

Caption: pemotongan tumpeng peringati HUT PWS ke-10 sebelum dilaksanakan raker, (dok. regamedianews).

Yogyakarta,- Independensi pers pada momen Pilkada 2024, menjadi tema utama Persatuan Wartawan Sampang (PWS), saat rapat kerja di kota Yogyakarta.

Raker sekaligus memperingati HUT PWS ke-10 tersebut, menghasilkan beberapa catatan, salah satunya meningkatkan kinerja profesional wartawan.

Tahiruddin anggota PWS mengatakan, raker itu juga dimaksudkan untuk meningkatkan kekompakan dan soliditas anggota.

“Kita diskusi internal, untuk mengasah kemampuan di bidang jurnalistik, termasuk menyikapi momen Pilkada 2024,” tuturnya, Kamis (22/08/24).

Terkait independensi dalam Pilkada Sampang, ia berharap PWS benar-benar menjaga netralitas, dalam menjalankan profesinya.

“Berharap anggota PWS, bisa menjalankan fungsi persnya lebih clear dan transparan, tetap netral dan utamanya independen,” ujar Tahiruddin.

Wartawan RRI ini menjelaskan, potensi konflik sosial karena fanatisme politik dimungkinkan bisa muncul.

Karena itu, wartawan juga diminta mempertimbangkan faktor tersebut, agar dalam pemberitaannya tidak menimbulkan konflik.

“Pada momen Pilkada, banyak hal menjadi pertimbangan serta potensi konflik. Apalagi di Sampang, dinamika kontestasinya telah terasa,” ungkapnya.

Dengan menjaga independensinya, tegas Tahiruddin, maka pers dapat tetap menjalankan salah satu fungsi utamanya.

“Yakni, mencerahkan dan meningkatkan literasi politik, sekaligus mampu meredam berbagai potensi polarisasi dan perpecahan di masyarakat,” ujarnya.

Menurutnya, independen berarti memberitakan fakta sesuai dengan suara hati nurani, tanpa intervensi dari pihak lain, termasuk pemilik perusahaan pers.

Oleh karena itu, kata wartawan akrab disapa cak Tahir, dalam Pilkada 2024, pers dapat memberikan informasi kepada masyarakat secara utuh.

“Selain itu, juga menyajikan informasi berimbang, profesional, guna menjaga kepercayaan masyarakat kepada media,” tandasnya.

Cak Tahir menamabahkan, apabila fungsi pers dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam Pilkada, maka ini akan dikatakan berhasil.

“Karena masyarakat diberi kesempatan untuk berdialog dan sebagainya atas pemberitaan yang media sampaikan,” pungkasnya.