SAMPANG,- Inisial MO (54), pelaku pencabulan anak dibawah umur (pedofilia) di wilayah Sokobanah, Sampang, Jawa Timur, akhirnya tertangkap.
Sebelumnya, pria berprofesi sebagai seorang petani tersebut, sempat melarikan diri ke Batam selama tiga bulan.
Namun nahas, aksi pelarian dan persembunyian (MO) berujung ditangan tim Jatanras Polres Sampang.
“Tersangka akhirnya berhasil kami tangkap,” ujar Kasat Reskrim Polres setempat AKP Sigit Nursiyo Dwiyugo saat press conferencenya, Jumat (01/11/24).
Sigit mengungkapkan, tersangka berhasil ditangkap di rumahnya, di Desa Bira Tengah Kecamatan Sokobanah Kabupaten Sampang.
“Sebelumnya kami melakukan serangkaian penyelidikan, namun tersangka sempat kabur ke Batam,” ungkapnya.
Eks Kasat Reskrim Polres Bangkalan ini menjelaskan, kronologis kejadian pencabulan tersebut terjadi pada bulan Juli 2024 lalu.
“Saat itu korban (Bunga) sedang sendirian di rumah, dia tinggal bersama neneknya, orang tua korban merantau ke Malaysia,” terangnya.
Ketika nenek korban tidak ada di rumah, jelas Sigit, tersangka masuk kedalam rumah korban dan memperlihatkan Hpnya yang terdapat aplikasi game.
“Tersangka merayu korban dengan memberikan Hpnya, kemudian merebahkan korban dan melakukan aksi bejatnya,” jelas Sigit.
Meski demikian, korban sempat berteriak minta tolong, namun tersangka mengancam untuk tidak bercerita ke orang lain.
“Korban ini diancam, agar korban tidak memberitahukan kejadian itu kepada orang lain, dan meninggalkannya sendirian,” terangnya.
Akibat kejadian pencabulan tersebut, korban yang masih berusia 7 tahun ini mengalami trauma mendalam.
“Bahkan, nenek korban tidak mau melaporkan ke polisi, karena diancam oleh pihak-pihak tersangka,” ungkap Sigit.
Kejadian tersebut sempat ramai dipemberitaan, namun pihaknya tidak tinggal diam dan melakukan upaya penyelidikan.
“Sehingga akhirnya, tersangka berhasil kami tangkap meski terjeda waktu cukup lama,” tandas perwira berpangkat tiga balok emas ini.
Sigit menegaskan, akibat perbuatannya tersangka dijerat Pasal 82 Undang-Undang Perlindungan Anak.
“Tersangka terancam pidana hukuman minimal 5 tahun dan maksimal 15 tahun kurungan penjara,” tegasnya.