Daerah  

Raker Paguyuban Rektor PTN se-Jawa Timur Digelar di UTM

Caption: Direktur Kelembagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek RI (Prof. Dr. Mukhamad Najib).

Kampus Dituntut Berdampak Ditengah Efisiensi Anggaran

Bangkalan,- Rapat Kerja Paguyuban Rektor Perguruan Tinggi Negeri (PTN) se-Jawa Timur kembali digelar, kali ini bertempat di Gedung Rektorat Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Rabu (30/4/25).

Mengangkat tema “Transformasi Pendidikan Tinggi di Era Efisiensi Anggaran: Arah Kebijakan Menuju Kampus Berdampak dan Berkelanjutan”, kegiatan ini menjadi forum strategis membahas masa depan pendidikan tinggi nasional.

Forum triwulanan ini dihadiri perwakilan dari 12 PTN se-Jawa Timur serta sejumlah perguruan tinggi negeri dan swasta di wilayah Madura.

Hadir pula Direktur Kelembagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek RI, Prof. Dr. Mukhamad Najib menyampaikan pentingnya universitas berkontribusi nyata terhadap pembangunan daerah dan nasional.

Najib menambahkan, universitas harus diberi ruang untuk berinovasi sesuai karakteristik masing-masing, namun tetap diarahkan untuk mendukung pembangunan nasional melalui penciptaan talenta inovatif dan hasil riset yang aplikatif.

“Universitas perlu meningkatkan relevansi tridarma pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat agar mampu menjawab permasalahan lokal dan nasional. Ini bagian dari kontribusi menuju visi Indonesia 2045 sebagai negara maju dan berkelanjutan,” ujarnya.

Rektor UTM, Prof. Dr. Safi’ menjelaskan, sebagai tuan rumah sekaligus Ketua Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Madura (Perpim PT Madura), pihaknya juga mengundang sekitar 8 hingga 10 perguruan tinggi dari Madura.

Di antaranya Politeknik Negeri Madura (Poltera), IAIN Madura, Universitas Wiraraja, IKIP PGRI Sumenep, Universitas Al Amin, dan Universitas An-Nuqayah.

“Tema yang kami angkat kali ini disesuaikan dengan isu terkini di Kemendikbudristek, yakni pergeseran paradigma dari ‘kampus merdeka’ menuju ‘kampus berdampak dan berkelanjutan’. Oleh karena itu, sinergi dengan pemerintah daerah menjadi penting,” kata Safi.

Ia menekankan, dampak dan keberlanjutan adalah upaya akselerasi tridarma. Kampus tidak hanya menjalankan kewajiban akademik, tetapi juga harus memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, baik dalam hal peningkatan kualitas hidup, pendidikan, maupun kesejahteraan sosial.

Kebijakan efisiensi anggaran turut menjadi pokok pembahasan dalam rapat tersebut. Prof Safi’ menegaskan, efisiensi seharusnya tidak menghambat kreativitas dosen dalam berkarya, melainkan menjadi pemicu kampus untuk menyusun skala prioritas berdasarkan dampak terhadap masyarakat.

“Kampus harus lebih cerdas menyusun prioritas. Setiap kegiatan harus berdampak, bukan sekadar formalitas. Dengan begitu, efisiensi anggaran tetap menghasilkan output yang bermanfaat,” ujarnya.

Acara juga dihadiri oleh perwakilan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kabupaten Bangkalan. Keterlibatan pemerintah daerah diharapkan memperkuat kolaborasi lintas sektor, dalam mewujudkan kampus sebagai pusat solusi dan inovasi pembangunan.