Bangkalan,- Penganugerahan Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan sebagai Pahlawan Nasional disyukuri melalui Tasyakuran dan Dialog Kebangsaan yang digelar di Gedung Rato Ebuh, Bangkalan, Senin (29/12/2025).
Kegiatan tersebut dihadiri jajaran Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) se-Jawa Timur serta para kiai, tokoh masyarakat, dan warga Nahdliyin.
Penjabat Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Pj PBNU), KH Zulfa Mustofa mengatakan, kegiatan tersebut sengaja dikemas tidak sekadar seremonial.
Menurutnya, dialog kebangsaan menjadi ruang refleksi agar nilai-nilai perjuangan Syaikhona Kholil dapat dipahami dan diinternalisasi oleh masyarakat.
“Panitia sudah menyampaikan agar acara ini tidak hanya tasyakuran seremonial, tetapi ada sesuatu yang bisa dibawa pulang. Kita bicara sejarah, nasionalisme Syaikhona Kholil, serta sisi keilmuan beliau,” ujar kiai Zulfa.
Ia menegaskan, Syaikhona Kholil bukan hanya tokoh ulama besar Madura, tetapi juga figur bangsa yang memiliki kontribusi nyata dalam membangun semangat kebangsaan dan persatuan.
“Nilai-nilai tersebut sangat relevan di tengah tantangan globalisasi yang berpotensi menggerus rasa patriotisme,” ungkapnya.
Terkait dinamika organisasi yang sempat disinggung peserta dialog, kiai Zulfa menjelaskan, NU memiliki mekanisme dan tata kelola yang jelas.
Setiap proses organisasi, termasuk isu-isu strategis, harus ditempuh melalui mekanisme resmi dan musyawarah yang telah diatur.
“Semuanya ada mekanisme organisasi. Selama proses itu belum berjalan secara formal, maka kita tetap berpegang pada aturan yang ada. Itu bagian dari etika dan kedewasaan berorganisasi,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua PCNU Bangkalan KH Makki Nasir menegaskan, kegiatan tersebut murni untuk tasyakuran dan dialog kebangsaan, bukan agenda konsolidasi organisasi.
“Ini memang tasyakuran dan dialog kebangsaan. Ada pertanyaan dari peserta yang kemudian berkembang di forum, tapi kembali ke tema utama, yaitu membangun spirit kebangsaan dan patriotisme,” jelasnya.
Menurut kiai Makki, di era arus global yang semakin kuat, NU memiliki tanggung jawab moral untuk meneguhkan kembali nilai-nilai patriotisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Salah satu caranya adalah dengan mengkaji dan mendalami keteladanan tokoh-tokoh bangsa, seperti Syaikhona Muhammad Kholil.
“Dengan mengkaji tokoh pendiri dan ulama besar bangsa, kita ingin menumbuhkan kembali kesadaran kebangsaan dan kecintaan pada tanah air di kalangan warga Nahdlatul Ulama,” pungkas kiai Makki.
Penulis : Syafin
Editor : Redaksi










