‘Rokat Tasek’ Tradisi Nelayan Kwanyar Bangkalan Untuk Menolak Balak

Terlihat wajah keceriaan kelompok KKN 30 UTM bersama dengan warga Kwanyar Bangkalan usai menggelar tradisi 'Rokat Tasek'.

Bangkalan, (regamedianews.com) – Sebagai salah satu tradisi masyarakat di pesisir Madura Rokat Tasek diadakan setiap setahun sekali untuk keselamatan bersama secara lahir maupun batin masyarakat. Rokat Tase’ merupakan salah satu upacara di masyarakat pesisir pantai Kwanyar, Bangkalan, agar terhindar dari balak dan dihindarkan dari masa paceklik yang membuat pendapatan masyarakat menurun.

Rokat Tasek atau yang biasa dikenal dengan sebutan larung laut atau petik laut aadalah salah satu adat budaya masyarakat Madura, sebagai kepulauan yang letak geografis dikelilingi oleh lautan, masyarakat Madura rutin melaksanakan tradisi rokat tasek yang diadakan setiap setahun sekali.

Rokat tasek sendiri memiliki ciri khas dan keunikan sendiri pada masing-masing daerah yang ada di Madura, seperti yang dilakukan di Desa Kwanyar Barat, Kecamatan Kwanyar, Kabupaten Bangkalan pada Senin (08/07/2019) kemarin.

Rokat tasek juga disebut dengan petik laut atau larung sesajen bagi msyarakat jawa, menjadi wujud puji syukur pada Allah SWT yang telah memberikan rezeki dan sebagai sebuah perwujudan rasa terima kasih karena sudah dihindarkan dari balak.

Sama halnya yang dilakukan oleh masyarakat Kwanyar Barat, Bangkalan. Namun yang menarik dari rokat tasek ini, rokat tidak dilakuakan dengan ritual larung sesajen, melainkan terdapat culturasi budaya islam yang kental, rokat tasek ini dikemas dengan kegiatan religius secara islami.

“Terdapat beberapa runtutan kegiatan dalam acara rokat tasek yang diselenggarakan di desa kwanyar barat ini, acara rokat tasek ini sendiri diselenggarakan selama 2 hari, yang sebelumnya diawali dengan acara sholawat keliling desa, dimulai dari tempat acara yakni Kwanyar Barat sampai Kwanyar Timur dan kembali lagi menuju tempat acara”, kata Rifki, salah satu panitia acara rokat tasek tersebut.

Menurut Rifki, masyarakat sangat antusias dan menaggapi positif dengan adanya kegiatan tersebut. Karena acara rokat tasek ini sudah dari dulu diadakan, dengan tujuan mendapat berkah, terutama hasil laut karena mayoritas penduduk Desa Kwanyar Barat pekerjaannya sebagai nelayan.

“Rokat tasek dilakukan selama 3 hari di hari pertama, berupa persiapan-persiapan, hari kedua pembacaan Burdah (sholawat) keliling Desa Kwanyar hingga perbatasan Desa Pesanggrahan. Kemudian dihari kedua merupakan hari terakhir kegiatan rokat tasek”, terangnya.

Sejak pagi, lanjut Rifki, masyarakat sudah bersiap-siap ditempat nelayan, berkumpul untuk melakukan acara sholawatan mengelilingi laut sekitar Desa Kwanyar Barat, sebagai bentuk rasa syukur, sekaligus mengharapkan keselamatan dan keberkahan bagi para nelayan yang pencaharian utamanya dari hasil laut.

“Acaranya dimulai dari jam 9 pagi hingga siang hari. Dalam acara tersebut tidak kurang dari 20 perahu yang ikut berpartisipasi dengan melibatkan masyarakat mulai dari remaja, dewasa, hingga anak-anak dalam meramaikan acara tersebut, yang diharapkan kelak mereka dapat mewarisi tradisi atau budaya yang sudah ada saaat ini”, ungkap Rifki.

Puncak dari kegiatan rokat tasek ini diakhiri dengan acara istighosah dan pengajian bersama masyarakat pada malam hari. Dalam acara ini kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) 30 Universitas Trunojoyo Madura (UTM) diberi kesempatan untuk terlibat langsung dalam sseluruh kegiatan rokat tasek tersebut.

Menurut pendapat salah satu mahasiswa yang mengikuti KKN, sangat antusias dan merasakan euforia serta kesan religi yang terkandung dalam acara tersebut. Dan merasa bersyukur bahwa kegiatan ini terlaksana bersamaan ketika pekan pertama KKN dimulai. (sfn/tfk)

Respon (2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *