Pamekasan || Rega Media News
Sebanyak Rp. 4 Miliar Anggaran Pengadaan Tandon di Kabupaten Pamekasan dibagikan kepada 15 CV.
Hal ini dikatakan oleh Forum Kajian Mahasiswa Pemuda Pamekasan (FKMPP) saat menggelar aksi demo di kantor BPBD Pamekasan, Selasa (20/10/2020).
Mereka menuding soal indikasi anggaran Covid-19 pada proyek pengadaan tandon ‘dimanipulasi’ dengan adanya temuan atas dugaan mark up anggaran.
Korlap aksi Umar Faruq mendesak Badan Penangulangan Bencana Daerah transparan atas penggunaan anggaran sebesar Rp4 miliar yang dikucurkan untuk pengadaan tandon air cuci tangan.
Proyek pengadaan tandon air guna mencegah penyebaran virus corona sifatnya dihibahkan ke masjid-masjid. Sedikitnya, ada 1.555 masjid penerima di wilayah Pamekasan.
“Anggaran sebesar Rp. 4 miliar untuk pengadaan tandon dibagi kepada 15 CV. Kami anggap itu bagi-bagi kue APBD Covid-19,” kata Umar.
Umar membeberkan, harga satuan tandon air sekitar Rp2.600.000. Ia menilai anggaran sebesar itu tidak layak dipergunakan untuk pengadaan tandon air seperti itu.
Sebab, hasil investigasi dan klarifikasi ke rekan-rekan pembuat penyangga tempat cuci tanya hanya 2 jutaan, itupun plus tandon airnya.
“Bisa saja 1,5 juta, itu sudah jadi seperti itu. Dan kami menilai itu proyek memakan anggaran,” ungkapnya.
Sekedar diketahui, CV pekerja proyek pengadaan tandon air, diantranya; CV Titilas, CV GI Empat Jaya, CV Samaraz Cahaya Indah, CV WA-TAUBAT, CV 313, CV Antika Raya, CV Tirta Mulya, CV Lintas Utara, CV Artha Media Persada, CV Sayya Tani Makmur, CV Dua Putri dan CV Tiga Pilar Bersaudara.
Dari 12 pihak ketiga, ada yang kebagian dua pengadaan sekaligus dengan proyek yang sama.
Hingga berita ini diturunkan, aksi dugaan mark up anggaran terus disuarakan FKMPP di depan kantor BPBD Pamekasan.(is)