Bangkalan,- Viral video dugaan penganiayaan terhadap perempuan, didepan rumah kost sekitar kampus Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Bangkalan.
Dalam video tersebut, tampak pria melakukan penganiayaan terhadap si perempuan, diduga keduanya merupakan sepasang kekasih.
Video tersebut langsung menarik perhatian publik, dan menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat Bangkalan, Jawa Timur.
Identitas pelaku dan korban masih belum diketahui, namun informasi awal menunjukkan bahwa keduanya diduga adalah mahasiswa UTM.
Menanggapi kejadian ini, Presiden Mahasiswa (Presma) UTM, Anis Anwari, mengutuk keras aksi kekerasan tersebut.
Ia mendesak, pihak berwenang untuk segera mengusut tuntas kasus ini agar ada efek jera bagi pelaku.
“Selain itu, kami akan melakukan pengawalan dan perlindungan terhadap korban,” ujarnya, Minggu (22/09/2024).
Anis menambahkan, korban dilaporkan mengalami perlakuan kekerasan beberapa kali yang sangat tidak manusiawi.
“Kasus ini sangat serius dan harus mendapatkan perhatian lebih dari semua pihak,” ungkapnya.
BEM KM UTM berkomitmen untuk terus memantau perkembangan kasus ini, hingga pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal.
“Kami sudah melaporkan kasus ini ke Satgas PPKS UTM dan berkoordinasi dengan Polres Bangkalan, untuk memastikan proses hukum berjalan sesuai dengan ketentuan,” tuturnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM BEM KM UTM, Imamuddin Syafrie menegaskan, akan mengawal kasus ini hingga tuntas.
“Kami mengajak seluruh mahasiswa, untuk bersama-sama bergerak menentang kekerasan yang dilakukan pelaku, sehingga tidak ada lagi korban di masa mendatang,” tegasnya.
Ia menambahkan, pihaknya berkomitmen untuk memberikan pendampingan kepada korban, agar ia mendapatkan keadilan dan perlindungan yang layak.
“Tindakan ini menunjukkan kepedulian komunitas kampus terhadap masalah kekerasan, terutama yang menimpa perempuan,” tandasnya.
Menurut Imamuddin, kasus ini menjadi pengingat bagi semua pihak akan pentingnya menangani isu kekerasan dalam berbagai bentuk.
Mahasiswa dan masyarakat diharapkan dapat berperan aktif dalam mencegah terjadinya kekerasan dan memberikan dukungan kepada korban.
“Dengan demikian, diharapkan langkah-langkah preventif dan rehabilitatif, dapat mengurangi angka kekerasan di lingkungan kampus dan sekitarnya,” pungkas Imamuddin.