Cimahi, (regamedianews.com) – Mengenal banyak sejarah tentunya akan menjadi ilmu bagi pengetahuan kita sendiri, terkadang dengan adanya peninggalan sejaran bisa belajar apa itu arti tentang sejarah yang sesungguhnya. Seperti Pusdik Armed, menjadi salah satu sasaran jelajah wisata Haritage Kota Cimahi.
“Pusdik Armed merupakan salah satu kesatuan yang masih banyak meninggalkan barang peninggalan nilai sejarah”, ungkap Mahmud Mubaroq Ketua Komunitas Heritage kota Cimahi saat di temui di Pusdik Armed Cimahi, Minggu (14/10/2018).
Menurutnya, ada banyak peninggalan sejarah di Pusdik Armed Cimahi, diantaranya;meriam sapu jagat (tahun 1756), bahkan masih berfungsi, rumah dinas (seumur dengan pembentukan garnisun tahun1890).
Baca juga Pemkot Cimahi Sosialisasikan Tentang Perda Kepada Masyarakat
“Selain itu juga ada sumur bor, dengan model benteng, barak. Ada juga perpustakaan pusdik armed, dulunya merupakan bagian dari garnisun militer Cimahi dan altileri sabagai pasukan pemukul tentara kenil,” jelasnya.
Mahmud menambahkan, ia sudah kedua kalinya datang ke Pusdik Armed, bertujuan untuk lebih memperdalam wawasan yang ada. Sementara mengenai wisata militer yang akan di louncingkan Pemerintah kota Cimahi bulan Desember mendatang, pihak Pusdik Armed sendiri hingga saat ini terus melakukan beberapa persiapan
“Barang peninggalan yang tadinya di simpan digudang, sekarang sudah mulai di pajang untuk menunjang kegiatan wisata militer dan itu menjadi tambah menarik,” imbuhnya.
Sementara Kapten Armed Eri Gunawan menjelaskan, sekitar ada tujuh/delapan item peninggalan Belanda yang bisa dijadikan icon. Berbagai macam koleksi meriam dari mulai tahun 1756, alluista berbagi type, 80% bangunan yang masih bernilai sejarah peninggalan Belanda ini bisa menjadi nilai jual, untuk menunjang wisata Militer yang akan digalakan oleh Pemerintah Kota Cimahi.
Baca juga Pemkot Jawa Barat Bakal Jadikan Cimahi Sebagai Kota Wisata Militer
“Kami juga sekarang welcome untuk masyarakat, terkait dengan wisata militer kami harus humanis, masyarakat jangan lagi canggung atau segan karena kami tidak seperti yang masyarakat bayangkan,” pungkasnya. (agil)