Daerah  

Ban Raksasa dan Bazar Makanan Meriahkan Festival Bahari Kamal

Bupati Bangkalan dan pejabat setempat pose di tumpukan Ban raksasa

Bangkalan, (regamedianews.com) – Pasca diresmikannya Jembatan suramadu pada tahun 2009, pusat keramaian wilayah pelabuhan kamal perlahan menurun drastis, apalagi dengan di bebaskannya tarif tol jembatan Suramadu, maka tidak bisa dipungkiri melempemnya segala aspek di pelabuhan Kamal barat akan terus melemah.

Sebagai terobosan dari dampak tersebut, pemerintah Kecamatan Kamal mengupayakan dengan mengadakan Festival Bahari Kamal di Pelabuhan Barat Kamal yang terlihat mulai mewarnai keramaian daerah Kamal.

Baca juga 10 Kades di Bangkalan Dukung Pelabuhan Kamal Jadi Destinasi Wisata

Menurut Kepala Kecamatan Kamal, Ahmad Ahadiyan mengatakan Kegiatan festival tersebut merupakan agenda tahunan yang akan di gelar setiap tahun, guna meningkatkan dan mengembalikan pada kejayaan pelabuhan Kamal.

“Kegiatan festival bahari Kamal akan berlangsung tiga hari sampai hari minggu. Yang mana festival ini ada sepuluh kegiatan, antaranya ada lomba baca puisi, lomba dayung galon, lomba sky lot,”jelasnya, Jumat, (30/11/2018).

Intinya kami dari Kecamatan kamal ini terus terang mendapat tekanan dari masarakat, disitu  bagaimana kami caranya bisa menghidupkan kembali pelabuhan barat Kamal.

“Dengan adanya tol suramadu gratis, wilayah kamal ini menjadi sepi dan dari masyarakat selalu mengeluhkan bagaimana cara menghidupkan kamal seperti dulu lagi, Makanya kami membuat destinasi baru yaitu ban raksasa dan bazar makanan dan nanti akan destinasi lainnya”tandasnya.

Dan rencana pembentukan kampung warna itu nanti dari pihak UTM, lanjutnya, sebagaimana kemarin sudah di diskusikan pada saat forum, bahwa berencana mengonsep destisnasi wisata kampung warna dengan pihak BRI Jawa Timur di Kamal.

Baca juga Pasca Suramadu Gratis, Penumpang Pelabuhan Kamal Sepi Seperti Biasa

“Intinya pak Deni selaku penggagas itu menginginkan tidak hanya ban bekas tapi kampung warna yang ada di Kamal dan kemungkinan bekerja sama dengan BRI Jawa Timur,”pungkasnya.

Kegiatan ini dari kecamatan dan kabupaten angggarannya yaitu kurang lebih 150 juta, ini dari rakyat untuk rakyat. Dan untuk ban bekas ini terus terang tidak termasuk dari angggaran.

“Namun memakai dari pribadi saya, jadi untuk beli ban, pengecetan serta pindahnya ban dari sana butuh biaya dan itu semua dari saya. maksud saya, saya tidak selamanya jadi camat kamal, saya itu pengen  punya kenangan di kamal dengan membuat ban bekas ini, Harapan saya semoga kamal ini semakin jaya sukses dan lancar,”harapnya.(sfn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *