Daerah  

Gelar Upacara Peringati Harkitnas Ke 111, Pemkab Bangkalan Ajak Masyarakat Hidupkan Budaya Gotong Royong

Suasana saat berlangsungnya upacara Hari Kebangkitan Nasional ke 111, di halaman kantor Pemkab Bangkalan.

Bangkalan, (regamedianews.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangkalan melaksanakan upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke 111 tahun 2019 di lapangan halaman kantor Pemkab setempat, Senin (20/05/2019), di Jl. Suekarno Hatta No. 35 Bangkalan.

Uparaca Peringatan Hari Kebangkitan Nasional tersebut diikuti oleh perwakilan TNI – Polri, Satpol PP, perwakilan ASN Pemkab, dan pelajar meliputi mahasiswa, SMA dan jajaran OPD Pemkab Bangkalan dan seluruh unsur Forkopimda Kabupaten Bangkalan.

Pelaksanaan Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke -111 Tahun 2019 ini mengangkat tema “Bangkit Untuk Bersatu”, yang bertindak sebagai Inspektur upacara hari kebangkitan nasional Wakil Bupati Bangkalan Drs. Muhni mewakili Bupati Bangkalan R. Abdul Latif Amin Imron.

Wakil Bupati Bangkalan Drs. Muhni menyampaikan intisari momentum hari kebangkitan nasional dengan memberikan pesan kepada masyarakat Bangkalan yang bertepatan pada 20 Mei 2019, untuk membangkitkan kembali semangat kemajuan membangun bangsa.

“Peringatan hari Kebangkitan Nasional sangat bagus diperingati, hal ini guna merefleksian apa yang harus kita kerjakan kedepan untuk kemajuan bangsa”, tuturnya kepada regamedianews.com dihalaman Pemkab Bangkalan.

Dijelaskan oleh mantan Sekda Bangkalan tersebut, tahun 1908 Boedi Utomo mendirikan organisasi ini. Hal tersebut, menurutnya menjadi awal gerakan yang bertujuan untuk mencapai kemerdekaaan negara, hiangga saat ini dan seterusnya kita yang sekarang harus melanjutkan perjuangan tersebut.

“Oleh karna itu, untuk masyarakat Bangkalan sendiri saya berharap jiwanya harus bangkit dari hal-hal yang terasa lemah dari tahun sebelumnya, mempunyai hasrat untuk memajukan Bangkalan sebagai kota dzikir dan shalawat”, terangnya.

Selain itu, ia juga berharap kepada generasi muda khususnya generasi muda Kabupaten Bangkalan agar supaya terus berkreasi dengan berkarya, karena menurutnya, generasi sekarang merupakan aset masa depan.

“Saya berharap kepada generasi muda Bangkalan dimomentum Hari Kebangkitan Nasional ini bisa dijadikan cambuk semangat membangun Bangkalan. Generasi muda sekarang dan generasi diatasnya harus melanjutkan dengan semangat juang yang tinggi, gotong royong, dan memperkokoh barisan untuk kemajuan bangsa ini dan Kabupaten Bangkalan”, tandasnya.

Muhni juga menambahkan, kita berada dalam situasi pasca-pesta demokrasi yang menguras energi dan emosi sebagian besar masyarakat kita. Kita mengaspirasikan pilihan yang berbeda-beda dalam pemilu, namun semua pilihan pasti kita niatkan untuk kebaikan bangsa. Oleh sebab itu, tidak ada maslahatnya jika dipertajam dan justru mengoyak persatuan sosial kita.

“Alhamdulillah, sampai sekarang ini tahap-tahap pemilihan presiden dan wakil presiden serta anggota legislatif berlangsung dengan lancar. Kelancaran ini juga berkat pengorbanan banyak saudara-saudara kita yang menjadi anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara, bahkan berupa pengorbanan nyawa”, ujarnya.

Menurutnya, sambil mengirim doa bagi ketenangan jiwa para pahlawan demokrasi tersebut, alangkah eloknya jika kita wujudkan ucapan terima kasih atas pengorbanan mereka dengan bersama-sama menunggu secara tertib ketetapan penghitungan suara resmi yang akan diumumkan oleh lembaga yang ditunjuk oleh undang-undang, dalam waktu yang tidak lama lagi.

“Peringatan Hari Kebangkitan Nasional kali ini juga dilangsungkan dalam suasana bulan ramadan. Bagi umat muslim, bulan suci ini menuntun kita untuk mengejar pahala dengan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang dibenci Allah SWT seperti permusuhan dan kebencian, apalagi penyebaran kebohongan dan fitnah,” terangnya.

Maka yang menjadi intinya inti, core of the core, adalah gotong-royong. Pihaknya juga mengutip kata Bung Karno: “Jika kuperas yang lima ini menjadi satu, maka dapatlah aku satu perkataan yang tulen, yaitu perkataan gotong royong. Gotong-royong adalah pembantingan-tulang bersama, pemerasan-keringat”.

“Meski kita gali dari kearifan nenek-moyang kita yang telah dipupuk selama berabad-abad, namun sejatinya jiwa gotong-royong bukanlah semangat yang sudah renta. Sampai kapan pun semangat ini akan senantiasa relevan, bahkan semakin mendesak sebagai sebuah tuntutan zaman yang sarat dengan berbagai perubahan”, pungkasnya. (sfn/tfk)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *