Gorontalo, (regamedianews.com) – Dalam rangka refleksi akhir tahun 2019, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Provinsi Gorontalo menggelar konfrensi pers di Mesjid Darul Arqam Kota Gorontalo, Sabtu kemarin (28/12).
Agenda tahunan ini dalam rangka mengevaluasi program kerja Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM), Diantaranya pembangunan Masjid Darul Arqam, Pabrik Air Minum dalam kemasan Qmas M, dan perkembangan Pesantren At-Tanwir.
Ketua PWM Prof Kadir Masaong dalam keterangannya kepada awak media menjelaskan bahwa Muhammadiyah Gorontalo masih termasuk tertinggal jika dibanding dengan Muhammadiyah Wilayah Provinsi yang lain.
“Maka kami bersepakat, periode 2015-2020 kita mencoba membangun pondasi untuk bisa eksis dan bisa menjaga ketertinggalan dari Muhammadiyah Wilayah yang lain termasuk di bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi”, ungkap Kadir Masaong.
Untuk Pembangunan Mesjid Darul Arqam, target selesai tahun 2020, nanti bulan februari kira-kira di umumkan, kita akan lihat progresnya menjelang puasa. “Sampai dengan sekarang anggaran yang di keluarkan kurang lebih sudah 9 Milyar dari total perencanaan 15 Milyar”, terangnya.
Sedangkan dari Sekretaris PWM, Dr. Salahudin Pakaya, MH dan juga sebagai Direktur utama pabrik Qmas menjelaskan tentang pembangunan pabrik Air Minum yang ada di Kecamatan Tapa, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.
“Salah satu keberanian Muhammdiyah Gorontalo adalah mendirikan usaha pabrik Q-mas M yang bertempat di KecamatanTapa, Kabupaten Bone Bolango. Ini satu langkah kemajuan kami, Kami organisasi Muhammdiyah berkomitmen untuk tidak akan berharap mendapatkan sentuhan dari eksternal, dan kalaupun ada bantuan dari luar, tentu hanya dalam bentuk partisipasi”, tegas Salahudin.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Gorontalo, Dr. H. Arfan A. Tilome, M.HI mengharapkan dari regenerasi Muhammadiyah ini adalah kader umat dan kader bangsa dan kader muslimah dan ini yang menjadi bagian dari tujuan pendidikan di Muhammadiyah.
“Terus terang saja, untuk menjadi kader bangsa boleh dikata sudah banyak, tetapi untuk menjadi kader umat masih kurang, contohnya yaitu yang membina umat di akar rumput, yang membina umat di masjid-masjid, yang membina umat di pengajian-pengajian itu yang masih kurang, dan itu hanya boleh di cetak lewat pondok pesantren”, tuturnya.
Kompetensi kedepan itu, lanjut Arfan, memang cukup menantang, oleh sebab itu penguasaan bahasa asing sangat penting sekali, dan Alhamdulillah itu kita terapkan di pondok pesantren, bapak ibu bisa uji mereka dengan bahasa inggris dan bahasa arab, sehingga kedepannya di era kemanusiaan yang sudah terbuka antar negara.
“Eksport SDM sudah menjadi hal yang lumrah, orang Indonesia bekerja di luar Negeri begitu juga sebaliknya, orang asing bekerja di Indonesia sudah biasa itu, itulah sebabnya yang menjadi fokus kami, bagaimana kader Muhammadiyah ini tidak tertinggal”, tutup Arfan.
Sekedar diketahui, yang hadir pada acara tersebut anrtara lain, Wakil Ketua PWM Dr. Lukman Arsyad, M.Pd, Sekretaris PWM Dr. Salahaudin Pakaya, MH, Bendahara PWM Dr. Sabara Karim Ngou, M.Pd.i, Ketua PDM Kota Gorontalo Dr. H. Arfan A. Tilome, M.HI, Wakil Rektor 3 UMGo Dr. Ir. Hasim, M.Si serta hadir pula dari Pemuda Muhammadiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. (onal)