Sukabumi, (regamedianews.com) – Imbas Covid-19 sudah terasa disemua sektor usaha, hingga harus berujung berkurangnya hasil penghasilan. Seperti yang juga dirasakan pada sektor pariwisata.
Desa Cimaja merupakan kawasan wisata Geopark yang sudah mulai diakui dunia, karena sering diadakannya lomba surffing tingkat nasional maupun internasional. Karena itu, kini Cimaja secara resmi sudah diakui badan Unesco.
Saat ditemui, Kepala Desa Cimaja, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi R. Cakra Ningrat mengatakan, akibat dampak Covid-19 kini pihaknya sementara harus menghentikan sejenak aktifitas pariwisatanya.
“Memang, kami hentikan dulu aktifitas pariwisata, demi pencegahan Covid-19 dan kebaikan bersama,” ungkap Cakra, Minggu (12/4/2020).
Diwilayahnya sekarang sedang mengembangkan kawasan gurilapss, yaitu gunung, rimba, laut, sungai, seni dan budaya. Selain itu, Cimaja juga dikenal sebagai penghasil duren.
Ditempat terpisah, M. Agus Ramdhani penggiat wisata atau lebih dikenal Kang Dhani, saat mendatangi Kang Dede yang pernah mengharumkan Desa Cimaja lewat olahraga surffingnya, berpandangan.
Dunia wisata untuk saat ini juga ikut terdampak Covid-19. Untuk mempertahankan agar tidak terseret dampak yang lebih besar, mesti ada kerja bareng baik dari masyarakat maupun pemerintah.
Kepada Kang Dhani, ia menceritakan awal dirinya menggeluti dunia surffing. Sejak tingkat Sekolah Dasar sudah menggeluti dunia surffing, hingga akhirnya hijrah ke Bali untuk belajar lebih dalam.
“Saya waktu mendapatkan penghargaan internasional itu di Bali, saya saat itu pernah hijrah kesana. Saat usia belia, dan banyak berlatih disana,” tuturnya.
Diakuinya, setelah tidak begitu aktif di dunia surffing, sekarang aktifitasnya yang tak jauh dengan kegemarannya, yaitu usaha perlengkapan surffing di Desa Cimaja. Namun yang menjadi kekhawatirannya, sekarang akses menuju tempatnya usaha akan dipakai pemerintah.
Dikabarkan, aksesnya jalan menuju toko surffingnya akan dibangun pemerihtah daerah dan provinsi.
“Kalau jadi dibangun, toko saya mau engga mau jadi tertutup aksesnya. Apa boleh buat saya sudah tidak berbuat apa-apa lagi,” cetusnya.
Ia mengeluhkan apa yang menjadi rencana pemerintah, semestinya pemerintah juga mempertimbangkan lagi. Karena jika dunia surffing bisa berkembang di Desa Cimaja bisa menjadi daya tarik untuk mengundang wisatawan asing agar datang.
“Tapi kembali lagi, saya tidak bisa berbuat apa-apa,” ujarnya. (agil)