Bangkalan, (regamedianews.com) – Anggota DPRD Bangkalan soroti penanganan Covid-19 di Bangkalan. Salah satunya, program rapid test massal yang digelar Covid Hanter Jawa Timur difasilitasi gugus Tugas Penanganan Covid-19 di beberapa wilayah Kabupaten Bangkalan.
Menurut Politisi Gerindra Syamsul Arifin menganggap program rapid test massal dibeberapa wilayah menimbulkan polemik dan keresahan di masyarakat.
Pasalnya, setelah dilakukan rapid test dan menunjukkan reaktif Covid-19 masyarakat dilapangan langsung panik ketakutan dan menimbulkan gesekan baru, seperti masyarakat sekitar mengucilkan pasien yang dianggap reaktif Covid-19.
“Seperti contoh di Kecamatan Burneh, perkiraan kalau tidak salah ada 35 orang reaktif Covid-19 setelah diketahui hasil rapid tesnya, masyarakat disana merasa ketakutan dan mengucilkan warga disana yang reaktif,” ucapnya, saat melakukan rapat gabungan bersama sejumlah OPD di aula Banggar DPRD Bangkalan.
Menurutnya, program rapid test lebih baik ditiadakan dan dihapus karena menimbulkan dampak sosial kepanikan dan gesekan baru dimasyarakat bawah.
“Sebenarnya saya tidak sepakat kalau ada rapid test dan lebih baik ditiadakan, karena rapid test itu menimbulkan dampak sosial besar ditengah masyarakat,” ungkapnya.
Ditempat yang sama, dari politisi Partai PKB, Dedi Yusuf juga menyoroti dan menyetujui apabila program rapid test di tiadakan saja.
Karena menurutnya, ketika hasil rapid test menunjukkan reaktif Covid-19 dilapangan menimbulkan ketakutan. Selain itu, dari Gugus Tugas atau pemerintah tidak ada kompensasi yang jelas menyikapi kondisi kepanikan dan keresahan ditengah masyarakat.
“Seharusnya pemerintah atau gugus tugas memberikan sosialisasi dengan jelas dan jangan setengah-setengah, agar tidak menimbkan masalah di tengah masyarakat. Seharusnya pemerintah memberikan konpensasi, sebab kalau dicap reaktif masyarakat tidak beraktifitas hanya isolasi mandiri,” terangnya.
Menanggapi hal tersebut, Dinas Kesehatan Bangkalan, Sudiyo menyampaikan, itu hanya sebuah usulan. Menurutnya, Gugus tugas sudah melakukan pekerjaan dengan profesional.
Ia mengatakan, rapid test yang dilakukan adalah hasil dari tracing tim gugus tugas untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 di Bangkalan.
“Dari awal kami sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat, akan tetapi karena beberapa waktu lalu kita juga berbenturan dengan sosial distancing,” ungkapnya.
“Sehingga bila ada penolakan dari masyarakat menurutnya, itu adalah hak-hak masyarakat yang penting tim gugus tugas sudah melakukan pekerjaan dengan profesional,” jelasnya.
Menurutnya, diadakan program rapid test massal bertujuan untuk lebih cepat mengetahui dan memutus rantai penyebaran Covid-19.
“Sehingga langkah itu perlu dilakukan agar kita mempetakan penyebaran covid-19 di Bangkalan,” pungkasnya. (sfn/ams)